Pemerintahannya lebih dikendalikan oleh wazirnya bernama Muayyidin al-Alqalami. Wazirnya inilah yang menyarankan agar khalifah tidak menyerah dengan janji-janji manis bahwa dunia Islam akan datang membela Baghdad. Namun kenyataannya, tak ada satu pun bangsa yang datang membela.Â
Keputusan Al-Musta'shim di bawah pengaruh wazirnya inilah yang membawa bencana tak terperikan bagi rakyat Baghdad. Saat memasuki Baghdad, tentara Mongol melakukan pembantaian disertai pemerkosaan, penjarahan, pembakaran dan penghancuran banyak bangunan seperti masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit dan bangunan bersejarah.
Di tengah ketakutan karena pembantaian Hulagu, ada sebuah kisah yang sangat inspiratif dan menarik untuk dibaca ulang. Kisah ini disarikan dari pidato Presiden Erdogan yang dishare melalui whatsApp.Â
Kisah ini tentang Kadihan, seorang guru muda madrasah yang berani menemui Hulagu yang pernah mengumumkan ingin bertemu seorang ulama paling berilmu di Baghdad. Kadihan memutuskan menemui Hulagu, setelah tak seorang pun ulama berani menemui pemimpin kejam ini. Guru muda ini datang dengan membawa seekor unta, seekor kambing, dan seekor ayam jantan.
Melihat sosok Kadihan yang bahkan belum berjenggot, Hulagu tentu heran dan bertanya, "Mereka hanya menemukan orang sepertimu untuk bertemu denganku?".
"Jika Anda ingin bertemu yang lebih besar, di luar ada seekor unta. Jika Anda ingin bertemu dengan yang berjenggot, di luar ada seekor kambing, dan Jika Anda ingin bertemu dengan yang bersuara lantang, di luar ada ayam jantan. Anda dapat bertemu dengan apa pun yang Anda inginkan," jawab Kadihan tenang.
Mendengar jawaban guru muda ini, Hulagu menyadari pemuda ini bukan orang sembarangan. Ia lalu bertanya padanya, "Katakan padaku apa yang telah membawaku sampai di sini?"
Ulama muda ini menjawab, "Perbuatan kami sendirilah yang telah membawamu ke sini. Kami tidak pernah lagi mensyukuri nikmat pemberian Allah. Kami telah tenggelam dalam kesenangan dunia berfoya-foya. Kami hanya sibuk mengejar pangkat, jabatan dan kekayaan. Allah lah yang telah menggerakkanmu untuk menarik kembali semua kenikmatan itu."
Hulagu kembali memberi pertanyaan, "Lalu apa yang dapat mengusirku dari sini?"
Kadihan menjawab, "Jika kami kembali menyadari diri, kembali mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan dan kami berhenti bertikai satu sama lain, maka Anda tidak akan pernah bisa bertahan di sini."
Tercatat kemudian dalam sejarah bahwa Hulagu berhasil dikalahkan pada tahun 1259 oleh pasukan Muslim dari kekhalifahan Mamluk di Mesir. Perpecahan dalam pasukan Mongol berhasil dimanfaatkan oleh pemimpin Mamluk.