Fase perencanaan
Pada tahap ini, rencana karir pegawai selaras dengan rencana karir pemilik UMKM. Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan serta mendukung mereka dalam memilih jalur pengembangan profesional. Pada titik ini, karyawan biasanya tidak memikirkan masa depan mereka sama sekali. Dengan cara ini, para pemangku kepentingan UMKM dapat mengajarkan para pegawai untuk bersama-sama mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Misalnya Pengrajin A hanya pandai menggambar, Pengrajin B pandai mewarnai, dan Pengrajin C pandai finishing. Keterampilan yang berbeda ini harus diharapkan dengan saling mengimbangi kelemahan satu sama lain dalam kerja  tim. 75% peserta menjawab bahwa sebenarnya jumlah karyawan tetap berkisar antara 2 hingga 5. 444 orang, dan sisanya merupakan karyawan kontrak. Hanya akan dikirim jika ada pesanan yang melebihi kemungkinan. Meski memiliki kelemahan, namun cara  ini dinilai lebih menguntungkan bagi usaha kecil dan menengah dari segi biaya tenaga kerja.
Fase pengarahan.
Fase ini membantu karyawan menemukan jenis karir yang mereka inginkan. Penelitian menunjukkan bahwa berbeda dengan pekerja kantoran atau karyawan perusahaan swasta besar, UMKM memiliki pilihan karir yang sangat terbatas. Oleh karena itu, para pengelola UMKM memerlukan kemampuan dalam mengatur pilihan karir karyawannya di masa depan. Ada tiga alternatif jalur karir: satu menjadi pengusaha batik dan satu lagi menjadi manajer. Karyawan yang memiliki keterampilan membatik yang baik dapat dibina untuk memilih karir sebagai karyawan tetap atau tertarik untuk memulai usaha batik sendiri.
.
Fase pengembangan.
Tahap ini membantu karyawan  mewujudkan kreativitas yang akan membantu mereka memulai karir baru di masa depan. Misalnya, beberapa karyawan ingin memulai bisnisnya sendiri. Pada tahap ini pengurus UMKM  memberikan bimbingan dan nasehat kepada pegawai, memberikan informasi pelatihan, pembiayaan permodalan, peluang usaha, dan lain-lain, serta memberikan dukungan kepada pegawai dan pemangku kepentingan (bank, koperasi dan UMKM).
 bersama-sama sektor korporasi, koperasi dan perkotaan, pemerintah, pemilik butik, desainer, dll).
Kompensasi
Apa pun yang diterima karyawan sebagai imbalan atas kontribusinya disebut kompensasi. Pemilik UMKM Batik harus memastikan remunerasi dibayarkan secara adil dan wajar. Tidaklah munafik jika dikatakan bahwa kompensasi seringkali menjadi motivasi utama  seseorang untuk bekerja. Imbalan bisa berwujud atau tidak berwujud. Imbalan yang bersifat materi biasanya berbentuk uang, seperti gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan non-materi kini dapat berupa penghargaan,