Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmoninya Kemeriahan Imlek 2571 di Kampung Jalan Laut Sungailiat

28 Januari 2020   03:21 Diperbarui: 29 Januari 2020   02:13 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam merangkak dalam gerakan jarum arloji yang masih diiringi dengan setia oleh tari, lagu, dan atraksi barongsai. Kompilasi yang menarik dengan tarian tradisional berupa Tari Campak, tarian moderen, dan kontemporer melalui campuran musik, lagu, aksesories, gerakan, dan lain-lain.

Persiapan Tari Barongsai
Persiapan Tari Barongsai
Barongasi sedang beraksi
Barongasi sedang beraksi
Anak-anak pun menari
Anak-anak pun menari
Remaja yang ceria
Remaja yang ceria
Tari Api dengan musik-lagu Jawa yang moderen
Tari Api dengan musik-lagu Jawa yang moderen
Tari Topeng yang bernuansa Tionghoa
Tari Topeng yang bernuansa Tionghoa
Penari dadakan yang mengiringi seorang biduanita
Penari dadakan yang mengiringi seorang biduanita
Dan, paling tidak, pada malam puncak acara tersebut masih-masing mendapat kesempatan sebanyak tiga kali. Paduan nuansa Tionghoa, Melayu, Jawa, Bali dan lain-lain pun ditampilkan hingga menuju puncak acara.

Sekitar pkl. 23.30 beberapa lampion dilepaskan ke langit. Kondisi alam sekitar pesisir sangat memungkinkan dan memudahkan lampion segera diangkat angin ke langit dan mengembara dalam remang hingga kelam.

Dan, detik-detik yang ditunggu adalah pesta kembang api sebagai pamungkas dari keseluruhan acara festival, dan tanda pergantian tahun. Pada pkl. 00.00 kembang api diletuskan satu per satu sampai waktunya sekitar 10 menit.

Kembang api meletuskan tahun baru Imlek 2571
Kembang api meletuskan tahun baru Imlek 2571
Boleh saja disimpulkan bahwa festival kali ini lebih meriah daripada sebelumnya, apalagi libur Imlek pada hari Sabtu sehingga tersedia lebih banyak waktu bagi siapa pun untuk menuntaskan malam dalam kebahagiaan dan kemeriahan bersama. (Baca juga "Berpesta Kembang Api di Kampung Leluhur")

Kemeriahan secara fisik berupa tata kelola bidang beserta aksesorisnya, secara budaya berupa tari-tarian, musik dan lagu, dan secara sosial berupa keberagaman pengisi acara, pengunjung, dan pedagang.

Festival yang secara nyata mengusung "harmoni" ini pun diusulkan oleh Asisten Setda Babel Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yanuar kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kab. Bangka agar diajukan ke kalender pariwisata Provinsi Babel. Tentu saja, masyarakat Jalan laut ataupun Bangka akan mendukung sekaligus meningkatkan kemeriahan untuk festival-festival berikutnya.

*******

Ruang Pandang, Sri Pemandang Atas, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun