Sementara menggambar biasa saya lakukan, baik sebagai profesi (arsitek) maupun hobi. Kalau tidak membawa leptop dan berada pada sebuah tempat yang memadai, saya membuat sketsa-sketsa sederhana.
Sketsa-sketsa sederhana pun sering saya jadikan ilustrasi untuk hobi saya lainnya, yaitu membuat buku tunggal. Ketika sketsa-sketsa menjadi satu-kesatuan dalam artikel atau buku, saya bisa berpuas diri. Bukankah hobi merupakan upaya memuaskan diri sendiri?
Ya, saya memang telah menyeleksi hobi sejak lebih dua puluh tahunan, ditambah dengan alat kerja kekinian berupa ponsel pintar. Hobi yang murah, mudah, dan bisa dilakukan sendiri sampai usia uzur merupakan kriteria utama saya.
Hobi pun saya nafkahi. Yang paling jelas, saya menulis selalu didampingi oleh minuman, baik kopi, teh atau sekadar air putih, buku cetak, dan kuota internet. Terlebih jika tulisan-tulisan berakhir dalam bentuk buku kumpulan tulisan saya sendiri, jelas ada ongkosnya, baik membuat badan usaha (untuk ISBN) maupun ongkos cetak dan kirim.
Hobi saya memang tergolong murah, tetapi tidaklah gratis, apalagi menjadi sebuah buku. Oleh karenanya saya pun harus bekerja, menyisihkan sebagian penghasilan, dan berdiskusi dengan istri mengenai kemungkinan ongkosnya untuk menghidupi hobi saya.
*******
Ruang Rusip, Sri Pemandang Atas, 2020
Lihat Hobby Selengkapnya