Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sementara Ini Mobil Esemka Cocok untuk Bisnis Keluarga Presiden

11 September 2019   17:14 Diperbarui: 12 September 2019   10:00 2703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, wali kota itu adalah Jokowi. Sedangkan gubernur Jateng ketika itu Bibit Waluyo. Polemik "bodoh" itu justru mengorbitkan nama sekaligus pamor Jokowi sekaligus menggerogoti pamor Bibit Waluyo.

2011 pamor Jokowi moncer di jagat pemberitaan, 2012 asyik mengendarai mobil Esemka sebagai mobil dinas sekaligus satu-satunya kepala daerah yang menggunakan mobil karya putera-puteri daerahnya.

Melengganglah ia menuju kursi nomor satu di DKI Jakarta, bahkan sampai menjadi orang nomor satu di Indonesia sejak 2014 sampai mengulangi lagi pada 2019. Jokowi dan mobil Esemka seakan sudah "berjodoh" secara resmi pada 6/9 di Boyolali.

Bukan Mobil Nasional
Meski "jodoh", Jokowi tidak mengklaim bahwa mobil Esemka sebagai mobil nasional. Dan dari media, melalui pengakuan pemilik perusahaan itu, saya mengetahui bahwa mobil Esemka bukan mobil nasional (mobnas).

"Kami adalah perusahaan swasta nasional yang 100 persen dimiliki swasta dan kami bukan mobil nasional seperti yang dipahami orang selama ini. Lebih tepatnya mobil buatan Indonesia karya anak bangsa sendiri," ujar Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya pada 6/9.

Soal mobil nasional, seketika ingatan saya meloncat ke mobil "Timor". Mobil "Timor" yang merupakan singkatan dari Teknologi Industri Mobil Rakyat yang diproduksi oleh PT Timor Putra Nasional (TPN) pernah dilegalisasi oleh pemerintah ORBA sebagai mobil nasional berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996. PT TPN adalah perusahaan milik Tommy Suharto alias anak bungsu presiden ketika itu.

Kemunculan mobil sedan yang meniru seutuhnya mobil Proton Perdana Sei bikinan Malaysia itu telah menggagalkan proyek mobil Maleo yang diketuai oleh Menristek B.J. Habibie * pada tahun yang sama. Dana proyek mobil berkapasitas 1200 cc itu tersedot untuk program mobnas Timor.

Di lain kesempatan, kemunculan mobnas Timor pernah disambut olok-olokan (kini: nyinyiran) dari Permadi SH-kalau tidak keliru ingatan. "Timor itu singkatan dari 'Tom, Tom, iki mobil opo rongsokan'," ujarnya.

Meskipun mobil Timor merupakan mobil nasional, saya tidak pernah membaca berita bahwa keluarga Cendana, kalangan menteri, dan kolega mereka menggunakan mobil itu untuk keperluan sehari-hari. Tetap saja mereka menggunakan mobil bermerek luar negeri.

Kemudian terjadilah krisis moneter di seluruh dunia hingga Indonesia pada 1998, lengsernya Suharto. Beberapa perusahaan besar-nasional di Indonesia mengalami kebangkrutan, karena nilai hutang menjadi berlipat.

Kebangkrutan itu justru memperkaya para petani sahang (lada) di Bangka, karena harga sahang mencapai Rp150.000,00 per Kg. Sebagian petani sahang pun membeli mobil Timor yang harga Rp35 jutaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun