Relevan di Kota Besar untuk Kaum Urban-Lajang
Pemahaman usang saya adalah bangunan vertikal merupakan jawaban atas keterbatasan dan tingginya harga lahan yang kian padat-sempit dalam sebuah kota besar. Tak ayal banyak bangunan bertingkat tinggi di kota-kota besar.
Pemahaman usang terkait adalah standar normal-umum untuk luasan (dimensi) yang dibutuhkan oleh para pendatang yang masih lajang. 3 x 3 x 3 meter persegi untuk satu orang. Tak pelak hal ini berdampak pada vertikalitas bangunan, 'kan?
Dengan adanya indekos berisi "Sleep Box", kaum urban-lajang justru bisa ditampung lebih banyak lagi oleh sebuah bangunan di kota besar. Toh, sudah ada contohnya, yaitu indekos di Johar Baru tadi.
Pemahaman terkini saya pun bisa bertambah mengenai fasilitas sebuah kota bagi kaum urban-lajang. Itu pun fasilitas tempat tinggal yang paling minimalis, bahkan sementara (status "Belum Menikah" dalam KTP alias lajang).
Realitas di Johar Baru juga menunjukkan bahwa tipe hunian paling minimalis semacam itu ternyata sangat diminati oleh kaum urban-lajang. Dengan kemampuan kantong yang terbatas, mereka masih bisa menikmati sebuah kemerdekaan paling esensial-elementer, yaitu tidur.
Dan, kembali ke fungsi utama sebuah ruang atau tempat tidur, yaitu ruang yang berfungsi untuk tidur. Dengan ukuran yang tetap sesuai dengan standar arsitektur, aktivitas di dalamnya pun dikembalikan pada esensinya, yaitu untuk tidur.
Manusiawikah?
Lho, tetap manusiawi jika memang fungsinya untuk tidur. Berbeda kalau tempat untuk tidur malah "dijejali" lemari, meja tulis, tempat sepatu, lemari es mini, dan segala perabot yang biasa berada dalam sebuah kamar kos, 'kan?
Oleh karenanya biarkanlah kaum urban-lajang itu bisa menikmati mimpi minimalis dalam nyenyak bertabur mimpi indah yang menjadi hak siapa saja.
Saya tidak perlu repot memikirkan perihal layak-tidak layak menurut standar kebutuhan esensial setiap orang untuk sebuah ruang/tempat tidur, apalagi kalau semua "wajib" diseragamkan. Saya, sih, memaklumi saja terhadap kebutuhan paling hakiki itu, bukannya keinginan kebanyakan orang atau pihak lain yang "tidak" atau "belum" terbiasa dengan ruang/tempat tidur berukuran paling minimalis.
*******
Kupang, 5 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H