Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sebuah Siasat pada Suatu Kesempatan Berdurasi Sembilan Jam

11 Mei 2019   11:30 Diperbarui: 11 Mei 2019   12:28 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Citilink dan Garuda 
Jujur saja, Gaes, baru kali ini saya menggunakan maskapai penerbangan Citilink. Kalau Lion Air, Sriwijaya Air, Adam Air, Bali Air, Batavia Air, Jatayu, Mandala, Bouraq, Sempati, Merpati, dan Garuda, sudah pernah saya rasakan. 

Ya, meskipun saya orang kampung pelosok Pulau Bangka, kampungan, dan berekonomi lemah begini, sejak Kelas 1 SD saya sudah merasakan nikmatnya naik pesawat terbang. Waktu itu saya dan keluarga mudik ke rumah mbah di Jawa pada liburan akhir Desember.

Keberangkatan dari Pangkalpinang ke Kemayoran (sebelum Cengkareng/Soekarno-Hatta) Jakarta kami menggunakan maskapai Garuda Airways dengan pesawat buatan Fokker Belanda--mungkin F-28, dan masih bergaris merah pada deretan jendelanya. 

Dan ketika pulang, kami menggunakan maskapai penerbangan Sempati yang berbaling-baling satu di kedua sayapnya.

Terakhir, pada 2014, sewaktu saya mendampingi bapaknya kawan saya ke Pulau Sumba dengan pesawat milik Garuda yang menggunakan baling-baling di kedua sayapnya. Saya sempat heran, kok berbaling-baling. Pasalnya, sejak Kelas 1 SD, dalam pikiran saya adalah semua pesawat Garuda bermesin jet.

Transit di Bandara Juanda, Surabaya
Penerbangan Balikpapan-Kupang memang masih harus melakukan transit. Saya tidak pernah bosan untuk kembali ke bandara intersional di Jawa Timur itu sebagai tempat transit sebelum sampai ke bandara El Tari.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dari Balikpapan ke Surabaya saya menggunakan maskapai penerbangan Citilink QG431 pada pkl. 09.20 WITA. Tiba di Surabaya pada pkl. 09.55 WIB. Hanya 35 menit, ya? Ah, itu cuma persoalan wilayah waktu (WITA dan WIB) yang berbeda 1 jam, Gaes.

Apakah setelah tiba di bandara Juanda saya langsung melanjutkan penerbangan dengan Garuda? Oh, tentu saja tidak secepat itu, Gaes.

Waktu Tunggu Selama Sembilan Jam
Dalam tiket elektronik saya, penerbangan dengan maskapai Garuda GA448 berlaku pada pkl. 18.20 WIB. Hal ini berarti bahwa saya berada di bandara Juanda selama sekitar sembilan jam.

Apa? Sembilan jam seorang diri berada di bandara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun