Wajar saja ketika tiket sudah siap untuk penerbangan pada 8 Mei pkl. 09.20 WITA, dan sekitar pkl. 06.30 WITA saya tidak repot bangun, dan bersiap pergi ke bandara Sepinggan. Penanda waktu dalam sistem syaraf saya sudah terkondisi dengan baik. Â
Oh iya, jangan sampai terlewatkan. Masa liburan itu pun berdekatan dengan perhelatan akbar nasional bernama Pemilu 2019. Sebagai warga negara Indonesia, saya ingin sekali terlibat langsung dalam pencoblosan. Sayangnya, keinginan itu "terpaksa" batal karena nama saya tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), bahkan sejak 2014.
Apa? Sejak 2014?
Ah, sudahlah, jika keberadaan saya tidak dianggap oleh KPU, khususnya KPUD Kota Balikpapan. Â Toh, dalam Pasal 531 Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 sudah tertulis aturannya, yaitu "Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan dan atau menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih, melakukan kegiatan yang menimbulkan gangguan ketertiban dan ketentraman pelaksanaan pemungutan suara atau menggagalkan pemungutan suara dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp24.000.000,00."
"Setiap orang yang dengan sengaja... menghalangi seseorang yang akan melakukan haknya untuk memilih..." begitu, Gaes. Namun "siapakah yang menghalangi" alias "meng-Golput-kan" saya? Anggap saja "setan gundul" -- pinjam istilah Andi Arief (6/5/2019).
Bukan Lion Air Lagi
Seperti biasa, tiket penerbangan untuk pergi-pulang saya ditanggung oleh kawan. Saya menyerahkan kapan (hari/jam) keberangkatan sepenuhnya padanya. Mau pagi, siang, sore, atau pukul berapa pun, saya terima, Gaes. Lha wong ongkos tiket ditanggung, kok malah banyak permintaan, sih?
Pasca-"Cinta Kita Berakhir dalam Bagasi, Lion Air" (9 Januari 2019), saya tidak lagi menggunakan jasa penerbangan Lion Air. Hal ini pun sesuai dengan keinginan kawan saya, meskipun sebelum-sebelumnya saya berani "mempermainkan" nyawa sendiri.
"Pokoknya, jangan Lion, 'kan?"
Begitu pertanyaan sekaligus penegasan kawan saya ketika tiket keberangkatan akan dipesannya. Lalu dipesankannya tiket maskapai penerbangan Citilink dan Garuda Indonesia Airways, dan dikirimkanlah hasilnya melalui internet. Beres, 'kan, Gaes?