Belum ada lagi ikan yang sudi kami selamatkan. Alfian mulai jenuh karena ikan yang ditunggunya, yaitu baronang, tidak juga berhasil "diselamatkan"-nya. Vrendy masih penasaran. Mungkin dalam benaknya tergambar seekor ikan kakap hitam (black bass; Lutjanus goldiei; Mangrove Jack; kanai/tembaring).
Saya tidak pernah mengetahui, ikan baronang ataupun black bass itu seperti apa. Ikan air tawar yang saya ketahui dari pengalaman kampungan saya ialah ikan tanah, kepras, kemuring, seruang (seluang/saluang), kelik (lele), gabus (haruan), baung, betok, tepuyuh, tepatung, tepalak (masih satu keluarga dengan ikan cupang), joko ninil, uceng, dan lain-lain.
Saya bersimpuh di lantai kayu anjungan dengan seutas pancing ambur. Saya ingin "menyelamatkan" ikan kerapu saja. Pasalnya, ikan kerapu yang berhasil "diselamatkan" Vrendy tadi berada di bawah anjungan. Saya mencoba bersabar untuk meraih peruntungan berikutnya.
Di akhir epidose "Misi Minggu" ini senar saya berdenyut sedikit. Ada ikan yang menarik kail untuk minta "diselamatkan" dari hanyutan air tidak jernih di Sungai Manggar. Strike segera saya lakukan demi "keselamatan"-nya.
Seekor ikan baronang (Siganus canaliculatus, rabbit fish, beronang, madar, masadar, limadar, ilayak, marang, cemadar, cabe-cabe, kea-kea, dan sebagainya) berhasil saya "selamatkan". Ukurannya tergolong dewasa, yaitu 20 cm. Wow, ikan yang aduhai, yang tadi dinanti-nantikan oleh Alfian, dan ukurannya paling besar di antara ikan-ikan yang telah kami "selamatkan"!
Hasil
Ikan baronang yang belum pernah saya lihat secara langsung, apalagi pancing itu memang menjadi penutup episode "menyelamatkan ikan yang tenggelam". Dan, dari pkl. 06.00 s.d. 15.00 WITA di anjungan mungil berbayar dengan sukarela kami telah "menyelamatkan" beberapa ikan. Ikan tanda-tanda, bungul-bungul, kerong-kerong, kapas-kapas, kerapu, dan baronang. Memang tidak terlalu banyak, sih, tetapi lumayanlah daripada nihil seperti mancing di dekat rumah Alfian.
Nama-nama ikan yang "unik" bagi saya, selain kerapu. Keunikan, pertama, bisa disebabkan oleh keberadaan saya sebagai pendatang di Balikpapan. Kedua, pengulangan kata. Tanda-tanda, bungul-bungul, kerong-kerong, dan kapas-kapas.
Saya hanya membawa ikan baronang ke rumah. Bukan sekadar untuk menjadi lauk jika dibakar dengan bumbu-bumbu aduhai, melainkan pula sebagai bukti bahwa saya cukup berhasil menunaikan misi "menyelamatkan ikan yang tenggelam".
*******
Balikpapan, 03-04/03/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H