Sebuah artikel "Korupsi itu Mirip Gangguan Jiwa" di Kompas.Com, 01/02/2013. Editor artikel itu adalah Asep Candra. Berikut ini cuplikan artikel itu.
Orang yang melakukan korupsi juga sering sekali merasa tidak bersalah. Mereka merasa apa yang dilakukannya adalah bagian dari pekerjaan mereka. Pendeknya, bukan masalah bagi mereka melakukan korupsi karena memang ada kesempatan itu. Wajar jika sudah tertangkap tanganpun perilaku para koruptor tetap santai dan percaya diri tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Di bawahnya tertera berita "Koruptor Termasuk Penderita Gangguan Jiwa" di Beritasatu.Com, Jumat, 11/10/2013. Pada alinea berita itu mengabarkan, pakar penyakit dalam Divisi Gastroenterologi Fakultas Kedokteran UI Ari Fahrial Syam mengatakan, koruptor dapat dikategorikan sebagai penderita sakit jiwa sehingga tidak layak untuk dipilih sebagai pemimpin atau wakil rakyat.
"Harus kita ingat para koruptor tersebut orang yang sedang sakit jiwa dan tidak masuk definisi sehat menurut WHO. Oleh karena itu tidak layak menjadi pemimpin dan tidak layak untuk dipilih kembali menjadi pemimpin," kata Ari Fahrial Syam dalam keterangan tertulis menyambut Hari Kesehatan Jiwa Dunia setiap tanggal 10 Oktober di Jakarta, Kamis (10/10)
Di bawahnya lagi dari Kompasiana.Com, yaitu artikel "Korupsi itu Penyakit Jiwa" yang ditulis oleh Psikiater dr. Andri, SpKJ, FAPM (02/02/2011). Berikut ini cuplikan artikelnya.
Berbicara tentang jenis gangguan kepribadian yang paling cocok disematkan kepada koruptor, saya akhirnya memilih jenis gangguan kepribadian antisosial. Gangguan kepribadian antisosial lebih dikenal dengan sebutan gangguan psikopatik dengan orang yang menderitanya disebut psikopat.
Dan, dalam artikel "Pelaku Korupsi, Monster yang mengalami Gejala Sakit Jiwa Akut" yang ditulis oleh Hamdani (17/12/2018). Berikut ini juga cuplikannya.
Tidak ada yang lebih merusak sebanding dengan terorisme, dan separatisme sekali pun selain korupsi. Daya rusaknya bisa sangat masif menghancurkan sebuah sistem. Dan membuat crash jaring pengaman dari sistem yang sudah dibangun. Begitu dahsyatnya perbuatan korupsi.
Psikopat
Kata "psikopat" secara langsung mengingatkan saya pada film-film tentang pembunuh berdarah dingin dan sadis. Film-film itu, misalnya Basic Instinct (1992), The Good Son (1993), Halloween (2007), dan lain-lain.
Kata "psikopat", menurut Wikipedia.Com, Â berasal dari kata "psyche" (jiwa) dan "pathos" (penyakit). Pengidapnya sering disebut "sosiopat" karena perilakunya anti-sosial dan merugikan orang. Ia sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya disebut "psikopati". Â Pengidapnya sukar disembuhkan.
Masih menurut Wikipedia.Com, seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri. Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.