Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik Balita "Mengompoli" Politik Emak-emak

30 Januari 2019   17:05 Diperbarui: 30 Januari 2019   21:52 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam salah satu acara hiburan stasiun televisi swasta (28/1/2019) Jokowi mengajak cucu pertama, Jan Ethes (3 thn; lahir 10/3/2016), selain dengan istri lalu disusul oleh pasangan Gibran Rakabuming Raka-Selvi Ananda, dan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Si bungsu, Kaesang Pangarep, diwakili oleh "Kaesang Palsu" alias Andre Taulani.

Jangan-jangan, acara itu dicurigai oleh segelintir kalangan nyinyir sebagai salah satu "kampanye" alias "pesanan". Jangan-jangan acara itu merupakan "pesanan" dari tim kampanye 01, Tim Kampanye Nasional (TKN). Jangan-jangan... Ah, jangan-jangan...

Bapak-bapak Kepanasan
Ya, Jan Ethes sedang menjadi "objek" utama dalam kecurigaan segelintir rival, bahkan mendadak ada bapak-bapak yang "kepanasan".

"Ini Jan Ethes yg pernah sebut @jokowi, kakeknya, sbg 'Artis' ya? Tapi bgmn kalau ini jadi legitimasi pelibatan anak2 dlm kampanye? Bgmn @bawaslu_RI masih bisa berlaku adil kah?" tulis Hidayat Nur Wahid, melalui akun Twitter-nya, Sabtu (26/1).

"Sangat tidak elok dan bahkan bentuk dari pelanggaran terhadap aturan kampanye," kata Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 Ferdinand Hutahaean, Minggu (27/1/2019) lalu. "Ini sungguh memprihatinkan karena Jokowi malah menggunakan anak kecil untuk menambah elektabilitas dia."

Alih-alih aturan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, "Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik", padahal sebenarnya "kepanasan" sendiri. Paling mudah, ya, "menuding" pihak rival, 'kan?

Situasi tersebut memang berbeda dengan Pilpres 2009, dimana SBY tidak mengajak cucu pertamanya, Almira Tunggadewi Yudhoyono (lahir 17/8/2008) dengan masa kampanye yang pendek (13 Juni -- 4 Juli 2009). Belum genap 1 tahun, ya, belum bisa diajak ngobrol lucu-lucuan di acara televisi semacam Jan Ethes.

Emak-emak Kegemasan
Sebelum Jan Ethes "berdampak" pada bapak-bapak, sepakat atau tidak, BPN menjadikan "emak-emak" sebagai "juru bicara khusus" alias "politik emak-emak". Politik jenis baru ini merupakan andalan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, khususnya Sandiaga Uno, sejak Jumat, 10/8/2018.

"Kami ingin berjuang untuk partai emak-emak. Kami ingin harga-harga terjangkau, harga pangan stabil, dan kami ingin percepatan pembangunan dengan yang bersih," kata Sandi.

Di media sosial pun tim Sandi mulai memperkenalkan slogan hastag "The Power of Emak-emak" maupun hastag "emak-emak". Suara para ibu alias emak-emak menjadi target pasangan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019. Pemilih perempuan memang potensial dalam kontestasi politik nasional tahun depan.

Dari pasar-pasar tradisional di Pulau Jawa hingga ke luar Jawa, Sandi blusukan untuk bertemu dengan emak-emak dan segala keluhan mereka seputar sembako dan harga-harga. Tempe sempat mengemuka dalam sajian berita politik pada 7/9/2018 hingga pada 30/10/2018 Jokowi "terjebak" dalam "politik tempe" bikinan Sandi, walaupun selanjutnya tempe gagal mempertahankan ukurannya dalam bentuk saset.

Akan tetapi, "memanfaatkan" emak-emak tidaklah lantas semuanya beres. Sandi pun berhadapan dengan seorang emak yang bukan sembarang emak. Namanya Susi Pudjiastuti, yang juga menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI dalam kabinet Jokowi-JK.

"Jangan asal ngomong, baca dulu Undang-Undang Perikanan baru bicara. Jangan bawa isu sektoral ke ranah politik," ujar Susi di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 17/10/2018.

Meski begitu, Sandi masih bergeliat dengan "The Power of Emak-emak". Tim suksesnya, BPN, pun senang dengan geliat Sandi bersama emak-emak.

Antara Balita dan Emak-emak
Emak-emak bisa saja "berpisah" dengan bapak-bapak. Iya, nggak? Akan tetapi, bagaimana kalau emak-emak bertemu dengan balita?

Barangkali kemunculan balita bernama Jan Ethes hanyalah karena situasi yang alami (natural). Cucu pertama menjadi kesukaan bagi seorang kakek, tentu saja, biasa-biasa saja. Biasa-biasa juga ketika si cucu diajak ke beberapa acara, yang kemudian "menyita" perhatian sebagian emak-emak. Ada kegemasan di kalangan emak-emak dibarengi oleh kecemasan di kalangan bapak-bapak.

Ya, paling tidak, ada empat peristiwa yang cukup "menarik" perhatian warga sekitar hingga warganet. Pertama, Jan Ethes menjadi pusat perhatian pengunjung mal Botani Square ketika Jokowi  mengajaknya naik mobil mini (bom bom car) pada 3 Juni 2018.

Kedua,  Jan Ethes menyapa awak media, mengundang gelak tawa, dan memantik sejumlah wartawan untuk menyorotnya bersama Jokowi di luar gedung Istana Merdeka sebelum upacara 17 Agustus 2018 dimulai.

Ketiga, Jan Ethes ikut kakek-neneknya (Jokowi-Iriana) dalam Apel Akbar Santri di Benteng Vastenburg di Solo pada 20/10/2018 atau pada Hari santri. Dalam sebuah foto yang viral di media sosial, ia tampak duduk di antara Jokowi dan Iriana. Ia mengenakan baju koko dan celana panjang. Ia pun mengibar-ibarkan bendera kecil yang dibawanya.

"Wajah lucu dan ngegemesin dari Jen Ethes bisa membuat kampanye politik digital lebih sejuk, menggembirakan dan humoris tentunya #JokowiBersamaCucu," tulis @bamsbulaksumur melalui akun pribadinya. Pengguna Twitter lain menimpali. "Thanks #JokowiBersamaCucu minggu pagi yang menyenangkan bisa lihat banyak foto Jan Ethes wohoo," cuit @mufidahratna.

Keempat, Jan Ethes ikut tampil dalam Bincang Media di kompleks Istana Kepresidenan Bogor pada 8/12/2018 bersama keluarga besar Jokowi, termasuk adik sepupu Jan Ethes, yaitu Sedah Mirah. Lagi-lagi aksi Jan Ethes menjadi magnet bagi kamera para wartawan. Sepanjang perbincangan Jokowi dengan awak media, Jan terlihat tidak bisa diam.

Politik Balita Bikinan Siapa
Apakah kemunculan Jan Ethes yang "menyita" perhatian sebagian orang itu merupakan faktor kesengajaan Jokowi untuk menandingi "Politik Emak-emak"-nya Prabowo-Sandi seumpama seorang balita "mengompoli" daster emak-emak tetangga?

Barangkali terlalu gegabah jika segera "menuding" bahwa kemunculan Jan Ethes merupakan "Politik Balita" yang diciptakan oleh Jokowi begitu. Empat peristiwa kemunculan Jan Ethes berasal dari situasi alami (natural) antara cucu pertama dan kakeknya, yang kebetulan sedang menjadi presiden sekaligus petahana (incumbent) pada kontestasi Pilpres 2019.

Persoalannya, bisa saja, dikembalikan kepada Prabowo-Sandi, bagaimana seandainya kedua rival  Jokowi itu memiliki cucu pertama. Sayangnya, keduanya memang belum sampai pada tahap menjadi kakek. Yang termudah disampaikan oleh timsesnya adalah "sangat tidak elok" tadi.

Persoalan berikutnya, siapakah yang sebenarnya telah "menaikkan" posisi balita 3 tahun sebagai bagian penting dalam kampanye TKN? Apakah memang TKN-lah yang telah menggencarkan penayangan Jan Ethes sejak naik bom-bom car itu?

"Siapa" yang justru bisa "diluputkan" dari persoalan adalah media massa. Karena media massa tidak termasuk dalam tim resmi di TKN, lantas yang disasar bapak-bapak "kepanasan" sebagai tindakan eksploitasi anak adalah Jokowi.

Apakah tidak terlalu gegabah kalau begitu?

Jangan-jangan, nanti acara hiburan di media elektronik pada 28/1 tadi juga "dituding" sebagai upaya mengeksploitasi anak (balita). Jangan-jangan, acara itu merupakan kampanye... Ah, jangan-jangan, justru balita 3 tahun telah membuat panik diri mereka sendiri.

Ah, ada-ada saja, ah!

*******
Balikpapan, 29-1-2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun