Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik Balita "Mengompoli" Politik Emak-emak

30 Januari 2019   17:05 Diperbarui: 30 Januari 2019   21:52 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali terlalu gegabah jika segera "menuding" bahwa kemunculan Jan Ethes merupakan "Politik Balita" yang diciptakan oleh Jokowi begitu. Empat peristiwa kemunculan Jan Ethes berasal dari situasi alami (natural) antara cucu pertama dan kakeknya, yang kebetulan sedang menjadi presiden sekaligus petahana (incumbent) pada kontestasi Pilpres 2019.

Persoalannya, bisa saja, dikembalikan kepada Prabowo-Sandi, bagaimana seandainya kedua rival  Jokowi itu memiliki cucu pertama. Sayangnya, keduanya memang belum sampai pada tahap menjadi kakek. Yang termudah disampaikan oleh timsesnya adalah "sangat tidak elok" tadi.

Persoalan berikutnya, siapakah yang sebenarnya telah "menaikkan" posisi balita 3 tahun sebagai bagian penting dalam kampanye TKN? Apakah memang TKN-lah yang telah menggencarkan penayangan Jan Ethes sejak naik bom-bom car itu?

"Siapa" yang justru bisa "diluputkan" dari persoalan adalah media massa. Karena media massa tidak termasuk dalam tim resmi di TKN, lantas yang disasar bapak-bapak "kepanasan" sebagai tindakan eksploitasi anak adalah Jokowi.

Apakah tidak terlalu gegabah kalau begitu?

Jangan-jangan, nanti acara hiburan di media elektronik pada 28/1 tadi juga "dituding" sebagai upaya mengeksploitasi anak (balita). Jangan-jangan, acara itu merupakan kampanye... Ah, jangan-jangan, justru balita 3 tahun telah membuat panik diri mereka sendiri.

Ah, ada-ada saja, ah!

*******
Balikpapan, 29-1-2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun