Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menerbitkan Buku Artikel Pilihan sebagai Resolusi 2019

31 Desember 2018   12:32 Diperbarui: 31 Desember 2018   13:05 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku "Keberagaman adalah Takdir"
Judul buku ini berasal dari artikel "Keberagaman adalah Takdir Hidup Saya" (3/6/2017). Dalam buku ini terdapat 32 artikel.

Dokpri
Dokpri
Dengan menyinggung "keberagaman", artikel-artikelnya pun beragam. Ada tentang makanan, pergaulan, pekerjaan, urusan administrasi, dan tentang lain-lainnya. Intinya, hal-hal yang berkaitan dengan realitas saya dan sekitar saya.

Buku "Tokoh Hoaks"
Judulnya diambil dari artikel "Tokoh Hoaks dan Petisi Menolak Program Buku Puisi Esai Nasional" (22/1/2018). Dalam buku ini terdapat 36 artikel.

Dokpri
Dokpri
Sebagian besar artikel dalam buku ini menyangkut perihal media, baik media sosial (internet), media massa, komunitas, buku, maupun isi media itu sendiri. Beberapa artikel lainnya menyoroti perihal sastra, dan "skandal" puisi esai Denny J.A. (2014 dan 2018).

Buku "Kampanye yang Menyengsarakan"
Judul buku ini berasal dari artikel "Kampanye yang Menyengsarakan" (24/3/2014). Dalam buku ini terdapat 23 artikel.

Dokpri
Dokpri
Sesuai dengan judulnya, sebagian besar artikel berkaitan dengan kampanye yang saya mulai pada 2014. Tentang calon legislatif, calon presiden, suasana, kepartaian, dan seputar pemilu, baik regional maupun nasional.

Buku-buku Lainnya
Selain kumpulan artikel di Kompasiana.Com, juga saya siapkan 1 buku kumpulan cerpen saya yang sama sekali tidak berhubungan dengan Kompasiana.Com. Judulnya, "Sambal Belacan Menunggu di Rumah".

Dalam buku ini terdapat 13 cerpen. Cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen tunggal saya ke-7 ini merupakan karya-karya awal saya sewaktu sedang menggandrungi penulisan cerpen. Semuanya pernah disiarkan oleh Harian Bangka Pos.

Saya pikir, penting juga membukukan cerpen-cerpen awal sebagai sebuah upaya pengabadian yang jelas rekam jejak proses kreatif saya selama lebih 15 tahun. Dengan terdokumentasikan dalam bentuk buku, rekam jejak proses kreatif saya bisa terbaca apa adanya oleh siapa pun yang kebetulan membeli atau membaca di perpustakaan.

Ya, lebih 15 tahun kemudian baru saya merasa lucu ketika membaca ulang cerpen-cerpen usang saya. Malu-tidak malu, ya, konsekuensi yang lazim saja, 'kan?

Regenerasi Penulis
Saya bukanlah seorang penulis, dan tidak pernah bercita-cita menjadi penulis. Saya seorang arsitek yang menulis, yang juga pada akhirnya memproduksi buku kumpulan tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun