Di pantai milik seorang alumni SD-SMP Setia Budi Sungailiat ini, malam pun tetap memberi kesempatan (peluang) untuk berwisata pantai. Buka pada pkl. 08.30 dan tutup pada pkl. 24.00. Tanpa ongkos parkir, tiket masuk Rp5.000,00 per orang. Tiket bisa disimpat untuk dikonversi atau ditukar dengan makanan laut (seafood) di restoran. Â
Sejak memasuki halaman parkir yang berhadapan dengan Gedung Serbaguna "Kirana" yang bisa disewa untuk hajatan tertentu, kesempatan tersebut terbentang di belakang loket masuk. Penerangan buatan atau lampu-lampu!
Bukan karena malam atau sengaja bermain dengan lampu, melainkan memberi penanda bahwa pantai ini terbuka dan tetap aduhai untuk dikunjungi pada malam hari. Di sini pengelola DL berusaha memaksimalkan waktu hingga di puncak malam.
Meski di tengah laut sana tidak ada pemandangan yang aduhai, misalnya pantulan warna-warni lampu gedung-gedung menjulang, kapal-kapal besar lalu-lalang atau sekadar kerlip lampu bagan-bagan (tempat mangkal nelayan untuk mendapatkan ikan), malam tetaplah sebentang waktu yang bisa disisiati untuk berwisata di sekitar pantai selepas kesibukan bekerja pada pagi-sore. Bahkan, bagi sebagian orang, justru malam-lah waktu untuk bekerja, termasuk sebagian pelaku bisnis berskala besar yang biasa bertransaksi-bernegosiasi, atau, para profesional muda kota bercengkerama dengan rekan atau kenalan. Â Â
Lampu-lampu dan Payung-payungÂ
Malam dan lampu memang sudah jodohnya. Tidak perlu digosipkan macam-macam, apalagi baper (membawa perasaan) karena iri hati (maaf, jomlowan-jomlowati). Bulan pun tidak perlu cemburu.
Memang, payung menjadi aksesoris lansekap merupakan hal biasa, yang awalnya heboh di Bandung pada era Wali Kota Ridwan Kamil. Tetapi payung di DL ini bentuknya masih tradisional dengan bahan kayu, bahkan seperti payung yang biasa dipakai untuk acara kematian, misalnya diatas keranda atau di kuburan baru dalam tradisi.
Sayangnya (aduhai, saya mulai nyinyir, 'kan?), tidak ada lampu khas Tiongkok (lampion). Mengapa "sayangnya"? Sebab, pada bagian dalam kawasan terdapat pemandangan bernuansa Tiongkok.
Patung-patung Kayu
Sejak masuk seusai membayar tiket masuk di loket, empat patung kuda kayu dan beberapa patung binatang lainnya langsung menyambut pengunjung (saya). Kayu-kayu bukan dipahat seperti biasa, melainkan dari susunan potongan kayu yang diperhalus dan dipoles dengan pengawet kayu.