Tugu yang ini pun sering disebut sebagai Tugu Pancasila, Tugu Kemerdekaan, atau Monumen Titik Nol Kota Kupang. Disebut sebagai Tugu Pancasila karena juga terdapat lima lingkaran yang berisi lima butir Pancasila dengan ejaan lama, yaitu Ke-Tuhanan Jang Maha Esa, Peri-Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakjatan, dan Keadilan Sosial.
Nah (lagi), begitulah hal mengenai Tugu HAM. Pada 10 Desember 2018 malam saya mengikuti kegiatan peringatan Hari HAM Sedunia di kota yang baru saja mendapat peringkat ke-7 dalam Indeks Kota Toleran versi Setara Institute (7/12) itu hingga tuntas tanpa bekas pada pkl. 21.30 WITA. Ada lilin menyala, umbar uneg-uneg mengenai realitas terkait HAM, baca puisi, mengheningkan cipta, dan kontempelasi.
Terus terang, saya pun justru belajar kembali tentang sejarah HAM di tempat yang tepat. Ini yang paling istimewa bagi saya!
Kota dan para pejuang HAM di Kupang memang "wajib" diapresiasi, selain diketahui oleh orang-orang Indonesia. Hal-hal terkait dengan HAM tentu saja "wajib" dipahami dan disadari sekaligus dipraktikkan dalam tata pergaulan warga negara Indonesia karena masih saja terjadi pelanggaran HAM itu, semisal penembakan terhadap 31 pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kab. Nduga, Papua di pada Senin, 3/12, yang seorang korbannya bernama Emanuel Beli Bano Naektias berasal dari Kota Kefa, Kab. Timor Tengah Utara (TTU), NTT.
Meski tidak setragis Emanuel, saya sendiri pernah mengalami ancaman (intimidasi-persekusi) dari seorang "tokoh budaya" suatu daerah tanpa persoalan genting-krusial yang patut dipungkasi sebagai  sebuah pelanggaran HAM bahkan berat. "Hebat"-nya, ancaman itu tidak pernah dianggap luar biasa oleh sebagian tokoh budaya lainnya, malah si pengancam mendapat dukungan. Mungkin "melanggar" HAM juga bagian dari budaya mereka, walaupun berstempel "budayawan".Â
Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan melalui artikel ini. Semoga hal-hal terkait dengan HAM tidak melulu basa-basi yang diperingati selama 1 hari dalam 365 hari lalu senyap tanpa bekas.
*******
 Kupang, 10 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H