Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lion Air, Trauma, dan Terserah Takdir

9 Desember 2018   11:35 Diperbarui: 9 Desember 2018   17:19 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang penting, bagi saya, apakah seseorang siap sampai pada takdirnya (meninggal dunia), dan apakah orang-orang di sekitarnya siap menerima kenyataan itu. Meninggalnya bapak saya benar-benar membuat saya kehilangan tetapi akan sampai kapan saya larut dalam kedukaan?

Anehnya, sebagai orang bandel-berengsek saya bisa menerima "takdir" (hidup-mati) dalam suatu penerbangan, entah mengapa sebagian orang baik-suci malah mengalami trauma seakan takut mati. Bukankah orang baik-suci akan masuk surga jika meninggal dunia?

Begitu saja yang bisa saya sampaikan setelah tiba di Kupang, pkl. 22.00 WITA. Penerbangan sejak dari Bandara Depati Amir dengan nomor penerbangan JT 617 hingga El Tari dengan nomor penerbangan JT 696 tadi malam itu tetap penuh penumpang, dan sama sekali tanpa kendala teknis ataupun "gangguan" semisal getaran aneh.

*******

Kupang, 9 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun