Saya segera mengajak Demun untuk pulang. Misi selesai. Tinggal laporan hasil komplain awal ini yang penting untuk segera saya sampaikan kepada Lia.
***
Teman-teman,
Sepulang dari kantor pemasaran saya segera membuka internet. Saya melaporkan inti dari pertemuan dengan pihak pengembang.
Setelah itu saya mencari berita mengenai pengembang ini, kaitan dengan pemangku kebijakan mengenai bisnis properti, serta kiprahnya (rekam jejak) dalam bisnis perumahan. Bagi saya sangat penting karena pertemuan dengan pihak pengembang cukup mengusik pemikiran saya.
Tidak sulit menemukan rekam jejaknya. Pengembang ini anggota asosiasi perumahan. Ada juga berita-berita seputar usaha perumahan yang dirintisnya. Semua muluk. Benar-benar aduhai deh!
***
Teman-teman,
Demikianlah kisah nyata saya. Mungkin sebagian dari teman-teman pernah, bahkan sering menjumpai hal-hal semacam itu. Mungkin sebagian lainnya belum pernah, dan sedang berniat membeli rumah sederhana yang bersubsidi. Atau, mungkin, tidak sedang berniat tetapi sama sekalli belum mengetahui seluk-beluk tentang rumah baru dengan mutu memadai.
Nah, pesan saya kepada teman-teman yang sama sekali belum mengetahui seluk-belum tentang rumah baru, "Berhati-hatilah membeli rumah mungil dan murah. Kalau menerima brosur mengenai perumahan atau rumah baru seperti kasusnya Lia, cobalah diskusikan dengan orang-orang yang memang memahami. Syukur-syukur kalau berpengalaman mumpuni."
Itu saja dari saya. Sampai berjumpa lagi pada kesempatan lain, Teman-teman. Terima kasih, dan salam terbaik dari saya.
*******
Kupang, 13 November 2018