"Masih berminat, nggak," ulangnya.
"Masih-lah."
Dia segera menelepon seseorang. Mereka terlibat obrolan yang serius, dan menyebut-nyebut nama saya, pendidikan, dan pengalaman kerja saya. Â Â
Selesai berbicara via ponsel, dia langsung berkata pada saya, "Tunggu panggilan, ya? Siapkan berkas-berkasmu."
Saya tidak perlu menunggu lama. Dua hari kemudian saya segera kembali ke luar daerah sekaligus mengakhiri masa mudik-libur saya.
Ya, saya tidak jadi menerima "tawaran" itu. Saya pun minta maaf karena harus kembali ke tempat kerja di luar pulau. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepadanya.
Beberapa tahun kemudian saya menikah dengan orang Balikpapan, Kaltim. Secara langsung saya pun memulai kehidupan baru di Kota Minyak. Ternyata istri dan ipar-ipar saya pun tidak mau menjadi PNS.
Takdir memang selalu menjadi misteri kehidupan. Menjadi atau tidak sebagai PNS bukanlah hal yang penting bagi saya, meski kemudian sebagian saudara saya justru "pening" melihat saya sambil mengatakan bahwa saya tidak mau diuntungkan. Toh, jodoh saya justru nun jauh dari Pulau Halaman. Toh, saya pernah berusaha demi "menyenangkan" orang tua saya.
Yang jelas, kalau saya dulu menjadi PNS, kemungkinan terbesar adalah saya tidak akan bisa sampai di Kupang, dan menikmati kebersamaan secara langsung dengan sebagian orang NTT dalam acara NTT Expo 2017 dan lain-lain. Bukan begitu, Nyong-Nona?
*******
Kupang, 16-30 Oktober 2018