Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tabloid Bola, Si Gundul, dan Kartun Humor

20 Oktober 2018   01:02 Diperbarui: 20 Oktober 2018   07:31 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/tabloid bola

Awal 1990-an "Si Gundul"-nya Hanung Kuncoro muncul. Saya selalu terpingkal-pingkal dengan ulah "Si Gundul" yang Smurf dan "kampungan" dengan "Sepakbolaria" itu. Tidak ketinggalan juga kartun-kartun humor (gag cartoon) dari para kartunis di luar Bola.

"Si Gundul"-"Sepakbolaria" memang menjadi hiburan utama saya sebelum membaca berita atau ulasan olah raga. Dan, pada 1998 pertama kalinya kartun humor saya berhasil menjebol "gawang" redaktur Bola. Tentu saja, saya semakin terpingkal-pingkal.

Pada 14 Mei 2005 saya pulang ke kampung dengan salah satu bekal berupa  buku "Sepakbolaria". Saya masih mengirim kartun ke Bola. Ada juga yang dimuat.

 Pada Maret 2009 saya pindah, dari Jakarta ke Balikpapan, Kaltim. Di Kota Minyak saya masih mengirim kartun, dan ada yang dimuat.

Uniknya, saya mengambil honornya melalui wesel dari kantor pos. Padahal, honor karya saya--selain kartun--dari media lain sudah melalui rekening bank.

Di Kota Beruang Madu saya pun menyarankan Alfiansyah--wartawan muda khusus olah raga di media lokal ketika itu--belajar perihal menulis berita seputar sepakbola  pada Bola. Alasan saya, ya, tabloid milik Grup Kompas-Gramedia ini sangat tepat sebagai media pembelajaran bagi wartawan semacam dia.

Sayangnya, saya tidak bisa memantau pembelajarannya karena tempat tinggalnya cukup jauh, meski beberapa kali datang ke rumah saya sampai dia kini bekerja di bagian administrasi-media Persiba. Dan, sayangnya lagi, Bola akan segera "cabut gawang" dan "gulung lapangan".

Ya, sayang-disayang, toh, begitulah kenyataannya. Apalah daya saya, yang bukan siapa-siapa. Saya hanya bisa mengucapkan "terima kasih" dan "selamat berpisah" kepada Bola atas keberadaannya selama sekitar 34,5 tahun ini.

*******

 Kupang, 19 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun