Jadi, ya, tidak perlulah munafik di depan cahaya (ponsel atau komputer) dengan suntuk mengutuk "kepentingan" dalam konstelasi politik dan kontestasi pilpres sampai kapan pun.Â
Sebab, toh, segala sesuatu sudah ada imbalannya sebagaimana adagium-adagium (ungkapan; pepatah) umum, misalnya "tiada kawan-lawan sejati dalam politik", "siapa menabur, ia akan menuai", "menabur angin, menuai badai", "ada gula, ada semut", atau "kebaikan akan mendapat kebaikan", "keikhlasan akan mendapat surga", dan seterusnya.
Dan, akui sajalah, sejatinya manusia selalu mendamba imbalan (pamrih), bahkan untuk mati kelak pun sudah mendamba imbalan. Semoga semua akan aduhai pada waktunya.
Kupang, 1 Oktober 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI