Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membaca Sang Presiden dan Buku Puisi Kesedihan

7 Mei 2018   11:09 Diperbarui: 7 Mei 2018   12:18 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali pengamat atau ahli sastra justru menangkap kesan "ironi-sarkas", atau alirannya Ironisme-Sarkasme pada cerita tersebut. Mengenai aliran  Ironisme-Sarkasme, saya tidak perlu repot menuliskannya lagi dengan mencuplik pendapat siapa-siapa dalam kamus dan buku karangan Korrie.

Saya kira sampai di sini saja pembacaan saya mengenai cerita SPdBPK dalam buku berukuran 11,5 cm x 17,5 cm x 1 cm itu. Saya mohon maaf jika artikel ini malah banyak kekurangannya. Maklumlah, saya bukanlah siapa-siapa dalam ranah sastra Indonesia. Terima kasih.

*******

 Panggung Renung -- Balikpapan, 7-5-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun