Pada suatu kesempatan si "aku" dikisahkan oleh babi kecil mengenai penderitaannya, bahwa ia sebenarnya anak laki-laki yang dikutuk ibunya menjadi babi dan dikurung di situ (dalam lukisan). Penyebabnya, babi kecil mengetahui rahasia terbesar ibunya tetapi tidak bisa mengungkapkan rahasia apa karena takut dibunuh ibunya.
"Ternyata," tulis GA, "tak hanya ibunya yang babi kecil itu takuti." Yang paling membuatnya takut adalah adanya seekor serigala yang juga berada dalam lukisan itu, tepatnya di ujung lukisan, meski hanya berupa dua titik merah dan sketsa moncong serigala.
Pada kesempatan terakhir dari komunikasi antara si "aku" dan babi kecil itu, dalam kondisi sadar-tidak sadar  si "aku" mendengar babi kecil itu memanggil-manggil karena serigala itu datang, dan siap membunuhnya. Si "aku" terjaga di tempat tidur tetapi istrinya tidak berada di sampingnya.
Lalu si "aku" beranjak ke ruang yang tergantung lukisan babi kecil itu. Di situlah si "aku" melihat seekor serigala betina telah berdiri di belakang babi kecil itu (alinea terakhir).
"Aku tersengat ketika melihat wajah serigala betina itu. Dadaku mengempis seketika. Ya Tuhan, aku mendesis tak percaya," tulis GA untuk menutup cerpennya.
***
Begitulah cerpen BKyMdL dengan penyelesaian (ending) berupa kejutan (surprise). Dengan penyelesaian itu Pembaca diberi kesempatan oleh GA untuk berpikir sendiri, misalnya mengenai serigala betina, dan babi kecil.
Akan tetapi ada dua hal yang cukup 'mengusik' saya. Pertama, latar ruang. Pada alinea pertama disebutkan "ruang tamu" sebagai tempat keberadaan lukisan itu. Pada alinea kedua dan alinea lainnya, "ruang tengah". Ruang tengah dalam sebuah rumah, biasanya, merupakan "ruang keluarga", sedangkan "ruang tamu" berada di pinggir-depan ("ruang depan").
Kedua, hobi istri si "aku": mengumpulkan lukisan. Dalam keseluruhan cerpen BKyMdL lukisan yang disebutkan hanya "babi kecil" itu. Tidak ada lukisan lainnya, baik di ruang tamu atau ruang tengah maupun ruang lainnya.
Sekian saja yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf jika pembacaan saya kurang mendalam, dan cenderung asal-asalan. Â
*******