Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Debu-debu Bangunan

1 Februari 2016   20:58 Diperbarui: 1 Februari 2016   21:20 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

“Ya, pokoknya Anda harus nguasai itung-itungan dulu,” serobot saya dengan nada datar dan mengganti sebutan namanya. Nggak usah pakai “mas-masan” lagi, pikir saya.

Dadanya bergerak. Mulutnya menganga. Tapi kata-katanya tersangkut di leher.

“Oh ya, Anda dulu kuliah di jurusan apa? Sarjana apa?”

“Komunikasi. Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.”

“Oooo… cocok sekali Anda bekerja di LSM. Tapi di sini Anda salah jurusan. Coba dulu Anda kuliah di jurusan Teknik Sipil, khususnya Struktur, kita bisa berdiskusi di sini. Saling belajar.”

“Emangnya Abang dulu kuliah jurusan apa?”

“Seni Tari di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.”

“Lho?”

“Hehehehe… Logikanya dipakai dong, Bung,” kata saya sambil tangan kanan menunjuk-nunjukkan pelipis saya sendiri. Mandor Suryadi tersenyum simpul.

“Sialan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun