Kali ini dia bisa tersenyum. Matahari kian membara di atas kami.
“Sudahlah. Mending Anda pulang dulu.”
“Okelah, Bang. Tapi aku mau ngambil beberapa foto dulu, boleh, ya?”
“O, silakan. Asal jangan ngambil sisa genteng atau semen di gudang sana.”
Dia menanggapi dengan senyum lebar seraya merogoh saku jaketnya. Sebuah kamera keluar tapi seutas pita tersangkut di situ. Ada nama sebuah koran lokal.
“Sialan! Anda rupanya wartawan ya!”
“Hehehehe… iya, Bang,” jawabnya dengan cengar-cengir seperti maling kepergok sedang mengangkuti jemuran orang, lantas mengeluarkan kartu persnya.
“Sialan. Mau main tipu-tipuan rupanya. Baru jumpa pertama sudah main tipu.”
“Sorry, Bang.”
Ini jelas wartawan bodrex yang sering disebut-sebut orang. Wartawan yang hanya bikin sakit kepala. Kalau bukan sakit kepala dialami para pembaca medianya, bisa jadi sakit kepala orang-orang proyek. Apa dikiranya saya ini orang baru soal wartawan bodrex semacam dia? Huh!