Dan keesokan harinya acara benar-benar dimulai sekitar pukul 11.30 siang.
Nah dari pengamatan saya, sikap antisipasi telat yang berlebihan itu adalah perwujudan antisipasi dari kebiasaan kebanyakan orang yang berpikiran seperti Paijo diatas tadi. Ini adalah hal yang memprihatinkan kaitannya dengan efektivitas penggunaan waktu. Saya tidak bisa membayangkan jika di dalam kepanitiaan itu ada orang yang biasa datang tepat waktu, berapa lama si disiplin ini harus menunggu hingga rapat dimulai. Lama bukan?
Faktor Aman
Mungkin bagi si perencana rapat pada kasus di atas adalah membuat faktor aman agar rapat yang dia rencanakan dapat mulai tepat waktu. Tapi bila kita berpikir ulang, apakah itu solusi yang tepat untuk mengantisipasi ngaret yang disebut beberapa orang merupakan budaya Indonesia ini?
Pendapat saya, sikap seperti itu adalah salah. Kesalahan yang paling terlihat adalah si perencana rapat tidak dapat mempertanggungjawabkan pengumuman yang dia sebar. Wong dia mau mulai rapat jam 10 kok bilangnya jam 9. Kalau mau antisipasi ngaret pakai cara itu bukannya berarti dia nggak percaya sama anggotanya bisa datang tepat waktu dong?
Nah ini tepatnya buat si peserta rapat yang berpikiran seperti Paijo. Mereka pasti tau bahwa datang terlambat adalah kebiasaan yang buruk. Sama seperti membuang sampah di sembarang tempat atau merokok di tempat umum. Tapi masalahnya ketika kebiasaan buruk ini dianggap wajar dan dianggap bukan kesalahan yang besar, jadi ya enjoy aja gitu menjalaninya. Apalagi ditambah embel-embel "ah, yang lain juga telat kok bukan cuma aku aja", wah sempurna deh ngelesnya. Tapi bukannya sekecil apapun kesalahan itu termasuk salah juga ya ? hehe think again
Kalau satu dua orang yang sepeti itu sih tidak masalah. Masih banyak teman-teman lainnya yang bisa membuat si telat itu berubah. Kalau sekarang kondisinya terbalik? Hanya ada satu dua orang yang punya kebiasaan datang tepat waktu? Wah, masalah. Itulah sebabnya belakangan saya pernah mendengar quote yang berbunyi kurang lebih seperti ini:
"Sekarang adalah jaman dimana datang terlambat dianggap wajar, sedangkan datang tepat waktu terasa aneh."
Dampaknya Kecil, tapi Berulang
Menunggu satu dua jam gak masalah deh. Itung-itung buat ngobrol sama teman yang sudah datang duluan, sama buat istirahat. Ya memang nggak masalah kalau hari itu acara yang ngaret cuma satu. bayangkan kalau ada 3 acara yang ngaret saja. setiap acara ngaretnya 45 menit. Bisa dua jam lebih waktu yang dipakai untuk menunggu.