Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Turun Lagi

30 Januari 2023   07:23 Diperbarui: 30 Januari 2023   07:29 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan tak lagi menunggu

Di bawah lekuk bibir langit ia menjatuhkan diri bagai rintik-rintik air tak bersalah

mengecup tanah penuh ketulusan.

Jika kau menginginkannya, tampunglah ia dalam mangkukmu

Biar ia menceritakan langit yang dengan ceria mengumpulkan awan untuknya.

"Aku suka hujan. Ia seperti ibu yang membiarkanku tidur di pangkuannya" katamu tegas.

"Memang aku suka hujan tapi aku tak suka langit yang selalu memberi harapan palsu. Ia memunculkan senja tak tepat waktu", timpalmu.

"Bagaimana kalau menemukan langit di tempat tidurmu?" tanyaku.

"Aku akan memintanya menempatkan hujan di sekeliling rumahku"

Di beranda rumah, kau saksikan hujan datang malam itu agak malu-malu

Seperti kekasih, ia membuatmu kehilangan jalan menuju tempat tidur.

Kau kemudian menulis satu larangan:

"Cukup!"

Aku ingin berada di antara orang yang patah hati, merenggut kebahagiaan sendiri sampai matahari terbit

Kemudian terbangun saat hujan pulang ke langit.

Lewaji, 30 Januari 2023

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun