Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Cerita Praktik Baik Penerapan Model Pembelajaran PBL Berbantuan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Iklan

7 Desember 2022   16:36 Diperbarui: 7 Desember 2022   16:44 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyusun Cerita Praktik Baik Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Iklan Siswa Kelas VIII SMPN Satu Atap Lewaji

Lokasi

SMP Negeri Satu Atap Lewaji

Desa Dori Pewut-Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama

Tujuan yang ingin dicapai

Tujuan Rencana Aksi ke-4:

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan media audio visual, peserta didik diharapkan mampu menulis teks iklan layanan masyarakat.

Penulis

Agustinus Wolo Maran, S. Pd

Tanggal

1 Desember 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi Latar Belakang Masalah

  • PPL Rencana aksi ke-4 mengambil materi menulis teks iklan layanan masyarakat. Indentifikasi masalah berdasarkan hasil asesmen LKPD, observasi, instrumen survei, lembar refleksi, dan wawancara, adalah sebagai berikut:
  • Pada praktiknya, pembelajaran menulis teks iklan di kelas VIII SMP Negeri Satu Atap Lewaji, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata belum mencapai hasil yang memuaskan.  Hal ini dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang belum dikemas secara baik. Guru hanya memperlihatkan sebuah iklan sebagai model, menjelaskan cara menulis iklan yang sederhana, kemudian meminta siswa untuk menulis iklan sesuai langkah-langkah dan contoh naskah yang telah ada. Proses pembelajaran seperti ini tidak melibatkan situasi emosional dalam diri siswa, juga tidak merangsang daya kreatif siswa. Padahal pekerjaan menulis adalah pekerjaan mengolah perasaan, menuangkan hasil olahan itu ke dalam bentuk grafis sehingga tidak saja mewakili ide kering. Fenomena seperti ini merupakan sebuah masalah yang harus diperbaiki guna menjawab tuntutan Kurikulum 2013 untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis Abad 21.
  • Pembelajaran yang terkesan monoton dan penggunaan media yang terbatas dalam pembelajaran menulis teks iklan membuat kreativitas siswa tidak berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kecendrungan menggunakan model ceramah, padahal pembelajaran menulis merupakan serangkaian aktivitas yang tidak bisa dilakukan dengan ceramah melainkan dengan sintak tertentu. Maka pemilihan model pembelajaran dengan berbantuan media pembelajaran yang menarik akan merangsang minat dan motivasi siswa dalam menulis karena akan memunculkan ide dan gagasan yang memudahkan proses menulis. Model pembelajaran inovatif berbantuan media yang menarik  selain mendorong siswa untuk aktif belajar, juga dapat memberi pengalaman nyata kepada siswa. Selain itu, penggunaan media dapat mengkombinasikan kreativitas dan pengetahuan yang sudah dimiliki sehingga produk yang dihasilkan berupa tulisan juga akan lebih menarik.
  • Peserta didik memiliki perilaku kurang baik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tercermin dari cara duduk, kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, tidak bertanya saat mengalami kesulitan, kurang aktif dalam proses diskusi.
  • Kurang memiliki minat dan motivasi dalam proses pembelajaran terutama dalam kegiatan menulis karena pembelajaran cenderung monoton dan media yang digunakan kurang beragam.

 

Praktik ini menjadi penting untuk dibagikan karena:

  • Menulis teks iklan layanan masyarakat dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual penting untuk peserta didik agar mampu mengembangkan kreativitas dalam mengolah dan menyajikan ide dan gagasan terhadap masalah sosial atau masalah-masalah lain yang ditemukan dalam masyarakat untuk diserbaluaskan untuk diketahui masyarakat luas dalam bentuk iklan layanan masyarakat.

 

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah:

  • Sebagai fasilitator dalam mengembangkan dan membantu peserta didik saat mengalami kesulitan selama proses pembelajaran.
  • Sebagai motivator dalam rangka memotivasi ssiwa selama proses belajar mengajar untuk lebih tekun dan serius serta menumbuhkan budi pekertinya.
  • Mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan baik berupa alat, bahan, dan media yang digunakan selama proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Yang menjadi tantangan selama proses pelaksanaan rencana aksi ke-4 ini adalah:

  • Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran inovatif seperti Problem Based Learning sehingga kurang aktif mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
  • Peserta didik kurang aktif dalam melakukan diskusi untuk menemukan solusi atas permasalahan yang ditampilkan.
  • Kurangnya konsentrasi siswa saat mengikuti pembelajaran.
  • Kurangnya minat membaca siswa.

Yang terlibat dalam aksi ke-4 adalah:

  • Kepala sekolah sebagai penanggung jawab
  • Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
  • Rekan sejawat
  • Peserta didik

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang dtempuh menghadapi kendala tersebut adalah:

  • Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan kepada peserta didik dengan penguasaan kelas dan membangun komunikasi yang baik dengan peserta didik selama proses belajar mengajar.
  • Membentuk kelompok diskusi dengan memperhatikan karakteristik peserta didik baik jenis kelamin, maupun level kognisi peserta didik.
  • Menyiapkan media audio visual yang sesuai dengan kehidupan siswa yang akan diterapkan dalam model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkat keterampilan menulis iklan layanan masyarakat.
  • Menerapkan pembelajaran inovatif yang berorientasi pada siswa yakni Problem Based Learning.
  • Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, wakil Kepsek bidang kurikulum, dan koordinator literasi untuk melaksanakan literasi 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
  • Melakukan ice breaking untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik ketika mulai berkurang konsentrasinya.

Strategi yang digunakan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah:

  • Menyiapkan media audio visual untuk dua masalah yang berbeda karena rencana PPL 4 dilaksanakan dalam 2 siklus untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis iklan layanan masyarakat peserta didik.
  • Melaksanakan proses pembelajaran sesuai model pembelajaran Problem Based Learning dan memfasilitasi peserta didik untuk menyelesaikan LKPD menulis iklan layanan masyarakat sesuai audio visual yang ditayangkan.
  • Membentuk kelompok diskusi peserta didik dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, seperti jenis kelamin dan tingkat kognitif.
  • Melakukan asesmen setelah melakukan aksi 4 baik pada siklu I maupun siklus II untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menulis iklan layanan msyarakat.
  • Melakukan refleksi untuk merencanakan tindak lanjut pada pembelajaran menulis teks iklan layanan masyarakat dengan model, strategi, atau pendekatan yang berbeda.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Hasil dari aksi yang dilaksanakan adalah:

  • Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, hasil belajar yang dicapai dengan rata-rata kelas seebsar 69, sedangkan pada siklus II sebesar 85. Artinya adanya peningkatan sebesar 16 dari siklus I.
  • Dari hasil observasi yang dilakukan pada Siklus I dan Siklus II, juga terjadi peningkatan perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis teks iklan layanan masyarakat. Aspek-aspek yang diamati adalah, aspek 'siswa semangat dan antusias saat mengikuti pengajaran keterampilan menulis teks iklan' terjadi peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebesar 46%, aspek 'siswa merespon positif terhadap model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual yang digunakan oleh guru' peningkat itu sebesar 47%. Aspek 'kerjasama dalam  kelompok' peningkatan terjadi sebesar 23 %.
  • Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audio visual dalam menulis iklan layanan masyarakat sangat efektif terbukti dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya.
  • Faktor yang menjadi penentu keberhasilan kegiatan ini adalah:
  • Kolaborasi guru mata pelajaran dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah yang muncul saat pembelajaran.
  • Adanya keinginan belajar dari peserta didik.
  • Kerja sama tim yang baik selama melakukan rencana aksi.
  • Pembelajaran dari seluruh proses tersebut adalah: suatu proses pembelajaran akan dilaksanakan dan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan serius dan berulang. Penggunaan media pembelajaran inovtaif, model pembelajaran abad 21 sangat membantu terselesaikan masalah yang selama ini menjadi perhatian guru selama proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun