Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Ayahku

12 November 2022   07:20 Diperbarui: 12 November 2022   07:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang ayahku,

Ia adalah laut

Mempersembahkan hasil-hasilnya:

 siput, ikan, cumi-cumi, gurita

Sebagai menu mewah setiap kali sarapan.

Ayahku adalah laut

Menyemaikan batang-batang ombak begitu ramah

Sebagai wasiat yang menjadikanku bijak dan sabar.

Sesunguhnya, ayahku terlahir sebagai petani

Yang menggandakan padi dan jagung

Jadi nasi dalam satu perumpamaan.

Tentang ayahku:

Yang tak bosan menyadap nira dari mayang lontar

Saat istri dan anak berharap sepenuhnya 

Meminum dari air yang sama. 

Tentang laut yang kusematkan pada nama belakang ayahku

Adalah sebuah pengakuan bahwa:

dengan ikhlas mengajarkanku kokoh dan bertahan walau diterpa perasaan sia-sia.

Lewaji, 12 / 11 / 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun