Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Abad 21

9 November 2022   20:09 Diperbarui: 9 November 2022   20:17 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas, bagaimana karakteristik siswa abad 21? Pertama, siswa abad 21 menyukai kebebasan dalam belajar. Pada masa dahulu dengan kekurangan sumber belajar, bisa saja pembelajaran di kelas dilakukan dengan mencatat buku sampai habis, dan mendengar ceramah guru yang menjadi satu-satunya sumber belajar.

Seiring perkembangan zaman sistem demikian berubah. Siswa lebih cenderung mempelajari hal-hal praktis dari android dari pada mendengarkan penjelasan guru, maka kebebasan dalam belajar, kebebasan menentukan sumber belajar menjadi poin penting yang harus diperhatikan guna memahami karakteristik siswa sekarang.

Kedua, nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan internet. Bila kita cermati, hampir semua siswa sekarang memiliki andorid. Berbekal android kecil tersebut mereka akan nyaman belajar bila terhubung dengan internet. 

Belajar tanpa ruang itulah yang justru membuat siswa mau belajar. Ketiga, berkomunikasi dengan gambar, simbol, animasi, ikon, dari pada teks. Siswa lebih mudah belajar dengan bereksplorasi dari pada duduk dan mendengar. Bila belajar tentang kupu-kupu, mereka lebih menyukai kegiatan mengamati kupu-kupu dari pada membaca teks tentang kupu-kupu. Hal tersebut merangsang sel-sel otaknya untuk berpikir kritis.

Mencermati karakteristik siswa seperti yang dipaparkan di atas, maka guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan pola pembelajaran di abad 21 ini agar pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik. Bagaimana menjadi guru di abad 21 ini? 

Guru abad 21 memanfaatkan technological knowledge (pengetahuan teknologi) dalam proses pembelajaran. Perubahan teknologi yang cepat membuat guru harus mau mengubah pola pikir untuk menjadikan teknologi sebagai kawan dan partner mengajar. 

Namun ada beberapa kebimbangan yang muncul ketika berhadapan dengan pendapat yang kontra. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa penggunaan teknologi akan memberi manfaat yang negatif terhadap perkembangan siswa seperti membuat anak tidak mau belajar (malas-malasan) dan perilakunya cenderung individualis akibat penggunaan gadget berlebihan. 

Peran guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan dalam hal ini. Guru harus mampu memfasilitasi dan malatih siswa untuk terampil menggunakan gadget untuk menambah ilmunya. Berkawan dengan teknologi dalam pembelajaran bukan berarti mengajak siswa untuk menjadi candu dengan teknologi tetapi membiasakan untuk menggunakan teknologi secara bijak untuk belajar dan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan pelajaran sekolah. 

Selain pemanfaatan teknologi, guru bisa menerapkan pembelajaran terintegrasi, yakni pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Mengajar akan menjadi sepi bila guru selalu mengasingkan diri, maka bentuklah tim demi mencapai tujuan bersama dalam suatu proses pembelajaran terintegrasi yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun konsep yang saling berkaitan. 

Dalam pembelajaran ini guru akan mengembangkan pembelajaran yang utuh dengan memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk bekerja sama, berkolaborasi dan berkomunikasi. Siswa diarahkan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk bereksplorasi dan dekat dengan sumber ilmu. 

Guru abad 21 memberi ruang kepada siswa untuk kolaborasi dan komunikasi. Dalam proses pembelajaran guru sepatutnya memberikan ruang kepada siswa untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dalam kelompok kecil sehingga mereka mau tahu dan sadar betapa pentingnya berinteraksi dengan sesama, dan mampu menghayati perannya sebagai pembelajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun