Mohon tunggu...
Agustinus Ependi
Agustinus Ependi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Filsafat, di Fakultas Filsafat, Universitas St. Thomas Medan

Tutuh Nya Tiop, Akal Nya Midop.. Onih Agah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghidupi Nilai-nilai Persaudaraan dalam Pandangan Konstitusi Saudara Dina Kapusin di Era Digital

14 Oktober 2023   22:27 Diperbarui: 14 Oktober 2023   22:31 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian hidup persaudaraan dalam Kons. Cap, 2013 antara lain merupakan hidup sehati sejiwa dalam Kristus Yesus. Nilai hidup persaudaraan kapusin sebagai ragi persekutuan Gerejani, untuk saling mengasihi dan hidup yang sebagai teladan dan sanggup menguasai hawa nafsu. Tujuan dari semuanya itu ialah supaya hidup saudara kapusin menjadi pujian bagi Allah dan layak di hadapan manusia untuk saling mengasihi satu sama lain sebagai saudara sesama manusia di dunia fana ini.

 

  • Hidup Sehati dan Sejiwa dalam Kristus

 

Fransiskus, dalam Anggaran Dasar Tanpa Bula pasal 1, menekankan bahwa hidup Saudara-saudara Dina, pertama-tama, harus mengikuti teladan Yesus Kristus. Mengikuti teladan Kristus, berarti sanggup meninggalkan segala milik dan merelakan diri sendiri dijadikan alat oleh Tuhan (Luk 18:22; Mat 19:21). Hidup dalam Kristus berarti, harus sanggup mencintai musuh.[15] 

 

Sejarah kekristenan menjelaskan bahwa komunitas apostolik hidup sehati dan sejiwa di dalam Kristus. Dengan saling berbagi, mengasihi, dan saling menguatkan, mereka menjunjung tinggi kesatuan dalam nama Kristus. Kesatuan komunitas apostolik itu merupakan bukti otentik akan karya Roh Kudus dalam cinta yang selalu memberi hidup kepada tubuh dan roh manusia.[16] Tubuh dan roh inilah, yang kemudian membawa manusia kepada perwujudan akan gambaran Allah tersebut. Gambaran Allah paling nyata ialah dalam diri Putera-Nya Yesus Kristus.[17] Fransiskus menghendaki hal yang serupa terjadi dalam persaudaraannya, yaitu supaya setiap saudaranya sanggup memancarkan cinta Kristus di tengah-tengah persaudaraan, lingkungan sekitar dan dengan semua makhluk hidup lainnya.[18]

  •       Saling Mengasihi sebagai Saudara

Cinta kasih persaudaraan, dalam Ordo Kapusin, mesti diaktualisasikan dalam tindakan saling melayani. Pelayanan itu terutama mesti diberikan kepada setiap saudara yang sakit dan usia lanjut.[19] Dasar pelayanan itu adalah dari pelayanan Yesus sendiri, yang datang untuk melayani (Mat 20:28). Oleh karena itu, setiap saudara kapusin dituntut supaya sanggup memberi pelayanan seperti pelayanan Yesus, yang melayani di tengah-tengah orang miskin dan terpinggirkan.[20] Tindakan mengasihi merupakan aktualisasi konkret cinta dalam kata dan perbuatan itu sendiri. Maka di dalamnya terdapat relasi timbal-balik (resiprok) antar pribadi manusia. Sejalan dengan komunitas para murid (rasul), yang dengan saling berbagi dan tolong-menolong, demikian juga setiap manusia hendaknya agar saling mengasihi dan tolong-menolong dalam hidup bersaudara dan bermasyarakat di mana pun tinggal dan berada.

  • Hidup yang Memberi Teladan

Pada masa pertobatannya, Fransiskus sadar bahwa Roh Kuduslah yang menggerakkan dirinya. Pilihan dan ketegasannya untuk meyakini bahwa Bapa di surga sebagai Bapanya dan bukan Pietro Bernadone, adalah bukti gerakan Roh Kudus dalam hidupnya. Dengan telanjang di hadapan orang sekotanya, Fransiskus mengikuti Kristus yang telanjang di salib.[21] Dengan cara hidup yang keras, (mati raga, puasa dan doa), Fransiskus dihantar kepada kesatuan dengan Kristus, melalui stigmata yang ada pada tubuhnya.[22] Selain itu, bukti bahwa Fransiskus ingin bersatu dengan Kristus, juga nyata dalam hidupnya yang memilih untuk tinggal di tengah-tengah orang miskin.

 Konteks Persaudaraan Kapusin 

  • Persaudaraan dengan Semua Makhluk

Fransiskus dari Assisi memaknai hidupnya dengan merangkul seluruh makhluk hidup sebagai saudara dan saudarinya. Menurut dia, persaudaraan bukanlah hanya dibatasi oleh ikatan keluarga sedarah atau kenalan, melainkan mencakup seluruh dan di dalam semua. Itulah universalitas persaudaraan yang dipandang oleh Fransiskus dalam cara ia mencintai ciptaan dengan lemah lembut dan penuh kasih, sebab baginya, kebaikan dan kemuliaan Allah ada di dalam semua ciptaan.[23]

Fransiskus menghendaki agar semua pengikutnya tunduk kepada makhluk dan Pencipta-Nya. Kata "tunduk" di sini menunjukkan kerendahan hati dan ketaatan untuk mengabdi dan melayani ciptaan. Bagi Fransiskus, ketaatan kepada seluruh makhluk dan ciptaan adalah ketaatan kepada Dia yang mencipta. Sebab segala sesuatu yang tercipta menghadirkan Pencipta.[24] Fransiskus juga meyakini bahwa kebaikan dan kebenaran serta sukacita Allah, ada dalam setiap makhluk, dan inilah dasar dari persaudaraan Fransiskus dengan semua makhluk hidup.[25] 

  • Persaudaraan dengan Alam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun