Mohon tunggu...
Agustinus Ependi
Agustinus Ependi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Filsafat, di Fakultas Filsafat, Universitas St. Thomas Medan

Tutuh Nya Tiop, Akal Nya Midop.. Onih Agah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghidupi Nilai-nilai Persaudaraan dalam Pandangan Konstitusi Saudara Dina Kapusin di Era Digital

14 Oktober 2023   22:27 Diperbarui: 14 Oktober 2023   22:31 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Menghidupi Nilai-Nilai Persaudaraan dalam Pandangan Konstitusi Saudara Dina Kapusin Tahun 2013 di Era Digital

Abstrak: St.Fransiskus dari Assisi dalam menghidupi dan membentuk persaudaraannya melalui ilham dari Allah yang berpedoman pada Injil Kristus, sehingga menghantar semua saudara fransiskan khususnya kapusin untuk lebih mendalami arti dan makna persaudaraan itu sendiri. Semuanya adalah saudara. Oleh sebab itu, setiap manusia mesti menyadari bahwa dia selalu bersaudara dengan yang lain, termasuk juga dengan alam semesta ini. Untuk memaknai hidup bersaudara, sikap dasar dan cara bertindak ialah dengan saling melayani, saling mengasihi di dalam Kristus dalam kesatuan dengan Gereja, dan menjadi tanda unggul dalam hidup moral. Dalam pandangan Konstitusi Saudara Dina Kapusin 2013, hidup bersaudara merupakan identitas utama bagi semua saudara kapusin. Pada dasarnya, semua orang adalah sama di hadapan Tuhan. Setiap saudara harus menyadari bahwa hidupnya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi harus saling berbagi kepada sesamanya yang lain. Persaudaraan akan menjadi lebih berarti dan bermakna jika diaktualisasikan dalam tindakan saling tolong-menolong, saling melayani, saling berbagi, dan saling mengasihi sebagai saudara. Persaudaraan juga mesti dipahami dengan cara berpikir, berefleksi, dan dalam bertindak. Setiap saudara kapusin mesti saling menerima di dalam suka dan duka, serta kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri setiap saudara, dengan meneladani spirit dan teladan hidup bapak serafik St. Fransiskus dari Assisi sendiri.

Kata Kunci: Nilai, Persaudaraan, Berkarya Bersama, Teladan Hidup, Konstitusi Kapusin 2013.

Pendahuluan

Di Indonesia, ada salah satu fakta kejadian yang terjadi pada beberapa tahun sebelumnya, yang menandakan bahwa manusia mengalami krisis kemanusiaan serta menganggap sesamanya sebagai ancaman yakni kasus pembunuhan seorang gadis cilik yang bernama Angelina.[1] Manusia tertentu menganggap bahwa sesamanya adalah sebagai suatu saingan atau ancaman. Hal tersebut menandakan bahwa manusia sudah kehilangan rasa kepercayaan kepada sesama dan Tuhannya. Dia sendiri bahkan lupa bahwa dirinya bersaudara dengan yang lain (sesamanya) karena berasal dari makhluk ciptaan yang sama yaitu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.[2]

Dari fakta krisis kemanusiaan di atas, tampaknya manusia sudah kehilangan rasa persaudaraan. Dalam relasinya dengan yang lain, manusia cenderung untuk memperhatikan dirinya sendiri. Sikap tersebut, sebenarnya menunjukkan bahwa, setiap manusia berusaha untuk mempertahankan hidupnya dan tidak mempedulikan sesamanya. Fenomena yang terjadi demikian seakan mempertegas pendapat Thomas Hobbes,[3] tentang manusia dalam ungkapannya "Homo homini lupus" (manusia adalah serigala bagi sesamanya). Hal itu bertolak belakang dengan aktualisasi hidup manusia yang pada dasarnya ialah bersaudara dan secitra dengan Allah. 

Pada dasarnya, untuk sampai kepada kedamaian dan kebahagiaan, manusia harus hidup berdampingan dengan mengutamakan toleransi yang tinggi, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kebenaran dan kebaikan itu. Hal tersebut sangat penting, karena mengingat bahwa manusia bukan hidup untuk dirinya sendiri, melainkan ada bersama dengan yang lain yaitu saling hidup bersaudara satu sama lain di dalam kasih Tuhan.[4]

Konsep persaudaraan dengan semua dan dalam semua, diinternalisasikan oleh Fransiskus dalam hidup dan karya-karyanya yaitu dengan menerima semua orang, baik miskin, kaya dan perantau sebagai saudaranya. Persaudaraan dengan semua dan dalam semua itu jugalah yang mengakar dalam Ordo Kapusin yang merupakan salah satu pengikut semangat hidup St. Fransiskus, dengan melaksanakan Anggaran Dasar St. Fransiskus secara utuh. Dalam Ordo Kapusin, perihal hidup bersaudara ditemukan dalam Konstitusi yang menjadi pedoman dan arahan hidup bersaudara. Konsep persaudaraan dalam Konstitusi inilah yang menjadi dasar utama tujuan, penghayatan, pengertian, dan cakupan hidup bersaudara seturut Konstitusi Saudara Dina Kapusin 2013 (Kons. Cap. 2013).

Dasar Hidup Persaudaraan Kapusin

Tokoh spiritual terkenal yang menjunjung tinggi nilai hidup bersaudara ialah Santo Fransiskus dari Assisi.[5] Dia seorang tokoh pertama bagi fransiskan yang dengan penuh semangat menjunjung tinggi nilai hidup persaudaraan, terkhusus juga bagi saudara kapusin. Menurut St. Fransiskus, persaudaraan bukan hanya dipahami bersaudara hanya kepada sesama saja, melainkan lebih dari itu yakni menganggap seluruh isi bumi (alam semesta) sebagai saudara. Ada pun beberapa dasar hidup persaudaraan kapusin, antara lain sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun