Mohon tunggu...
Agustinus Ependi
Agustinus Ependi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Filsafat, di Fakultas Filsafat, Universitas St. Thomas Medan

Tutuh Nya Tiop, Akal Nya Midop.. Onih Agah?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Dipanggil dan Diutus untuk Menjaga Lingkungan dan Membela Kehidupan dalam Semangat JPIC

8 Mei 2023   22:45 Diperbarui: 8 Mei 2023   22:52 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Panggilan sebagai orang Katolik

Apa arti menjadi Katolik? Menjadi katolik berarti menerima dengan iman bahwa  Yesus Kristus sebagai juru selamat dan penebus umat manusia. Menerima dengan iman berarti menyerahkan seluruh hidup kepada kehendak Tuhan. Hal paling utama bagi mereka yang ingin menjadi katolik ialah mereka harus dibaptis dalam gereja katolik. Dengan menerima sakramen baptis mereka sah menjadi orang katolik. Untuk bisa dibaptis pertama-tama orang harus percaya dan mengakui bahwa Yesus Sang juru selamat manusia. Kepercayaan itu diungkapkan melalui Kredo para rasul. Sakramen baptis merupakan pintu masuk bagi orang-orang yang merasa terpanggil menjadi katolik. [1]

 

Sakramen baptis diibaratkan sebagai pintu gerbang sebuah rumah. Kalau ada orang yang ingin masuk ke suatu rumah yang besar, tentu orang tersebut harus masuk melalui pintu gerbang. Bila ada orang yang masuk ke rumah tidak melewati pnitu, tetapi melewati pagar atau melewati jendela, tentu hal itu bukanlah sesuatu yang wajar. Kecuali orang yang punya rumah kehilangan kunci rumahnya, atau perampok yang ingin masuk untuk merampok.  Demikian halnya dalam gereja katolik, setiap orang yang ingin masuk dalam persekutuan gereja katolik wajib atau harus melalui pintu. Pintu gerbang untuk masuk kedalam gereja katolik itulah Sakramen baptis. Sakramen baptis menjadi sakramen yang pertama kali diterima oleh orang yang terpanggil menjadi katolik. Dengan menerima sakramen baptis mengantar orang untuk menerima sakramen-sakramen yang ada dalam gereja katolik. Lalu apa makna sakramen baptis? Maknanya ialah membersihkan diri dari dosa-dosa dan mengangkat orang-orang menjadi anak-anak Allah dan bergabung dalam persekutuan umat Allah, para kudus bersama dengan Tritunggal Mahakudus.

 

Menjadi katolik sekaligus tanggung jawab mewartakan kabar baik

             Setelah menerima sakramen baptis bukan berarti sudah selesai segala-galanya urusan dan tanggung jawab kita terhadap gereja katolik. Banyak di antara umat katolik yang beranggapan bahwa sesudah menerima sakramen baptis mereka tidak perlu lagi ke gereja. Karena mereka berpikir bahwa mereka sudah menjadi katolik dan pasti akan selamat. Dengan pola pikir yang demikian, yang membuat mereka tidak lagi ke gereja. Maka dapat kita lihat bahwa sesudah menerima sakramen baptis, pasti minggu-minggu berikutnya geraja akan kosong. Karena mereka yang menerima sakramen baptis itu tidak ke gereja lagi. Itulah dalam bahasa sekarang ini sering disebut dengan katolik KTP.  Perubahan sikap umat itu tentu sangat dirasakan sekali oleh para imam, dimana minggu-minggu sebelumnya umat yang dibaptis itu sangat aktif ke gereja. Dengan keaktifan mereka sebelumnya tersebut yang membuat mereka layak untuk diterima dan dibaptis dalam gereja katolik. Namun setelah mereka menerima sakraman baptis mereka tidak sama sekali lagi ke gereja. Mereka menganggap seolah-olah setelah menerima sakramen bapatis semuanya sudah selesai. Oleh sebab itu ada beberapa keuskupan yang mempersulit orang-orang yang ingin masuk agama katolik. Ada juga Keuskupan yang mempermudah siapa saja yang ingin masuk ke dalam gereja katolik. Maka banyak orang-orang mengatakan bahwa mau menjadi katolik itu kok sulit, bahkan malah dipersulit. Memang demikian adanya, karena menjadi katolik itu bukan hanya sekedar dibaptis saja lalu selesai.

              Menjadi katolik merupakan panggilan iman, maka orang-orang yang ingin masuk katolik itu harus disiapkan dengan serius. Sehingga kedepannya benih-benih iman yang sudah ditanamkan itu tidak mudah goyah dan berbalik arah. Pada dasarnya menjadi orang katolik itu sangat berat. Mengapa berat? Karena setiap orang yang mau mengikuti Yesus dia harus memanggual salibnya sendiri. Selain dari itu dalam gereja katolik juga banyak sekali tuntutan-tuntutan yang harus umat ikuti didalamnya. Dalam gereja katolik sangat dibutuhkan keterlibatan dan keatifan umat. Yang sangat dituntut dan sebagai buah dari baptisan ialah mewartakan kabar baik (kabar gembira) kepada seluruh umat manusia. Setiap umat katolik memiliki tugas untuk mewaratakan kerajaan Allah. Mewartakan Jnjil merupakan misi Gereja untuk menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini. [2]Setiap orang memiliki tanggung jawab sebagai saksi akan kasih Allah kepada dunia ini dan menyalurkan kebaikan melalui perkataan, perbuatan dan cara hidup kita dalam hidup bersama.[3] Sebagai seorang yang beriman katolik, kita sangat dituntut untuk bertanggung jawab menyebarkan iman kita dan menjadi saksi-saksi Kristus bagi orang lain. Dengan demikian kita akan menjadi garam dan terang bagi dunia. 

Pada umumnya seluruh umat kristen (katolik) dituntut untuk bertanggungjawab atas iman kepercayaan kepada Yesus bukan hanya dengan kata-kata tetapi harus disertai dengan tindakan nyata, sebagaimana yang tertulis dalam kitab Yakobus 2:17 yang berbunyi "jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati". Dari pernyataan tersebut sangat jelas bagi kita yang mengikuti Yesus bahwa iman itu harus disertai dengan perbuatan. Perbuatan yang sangat fundamental ialah mewartakan kebar gembira (injil) ke seluruh dunia. Mewartakan injil bukan berarti melulu kita membaca dan memberikan khotbah kepada orang lain, melainkan dengan cara hidup kita, kita mewartakan injil kepada orang yang bertemu dan yang hidup dengan kita. Maka kata Santo Fransiskus dari Asisi ialah khotbah yang baik itu adalah diri sendiri. Itu mau menunjukkan bahwa perbuatan atau tingkah laku kita sehari-hari itulah pewartaan kita. Kehidupan kita itu harus pancaran dari iman yang kita hidupi, perwujudan iman itu harus mutlak perlu untuk mewartakan kabar gembira (injil) secara meyakinkan kepada semua insan di dunia ini. Terlebih kepada mereka yang tertindas, miskin, dan tersingkir. Kalu pewartaan Injil itu tidak disertai dengan kesaksian dan perbuatan serta keterlibatan yang sungguh-sungguh nyata, maka apa yang kita wartakan tenteng Injil itu akan dianggap omong kosang belaka. [4] Maka oleh karena itu kita sebagai umat katolik, hidup atau perbuatan kita itu harus mencerminkan iman kita. Dengan demikian kita akan mewartakan kabar gembira kepada orang lain. 

Semangat JPIC 

            Apa itu JPIC? JPIC adalah suatu gerakan atau sebuah lembaga yang dibentuk oleh para religius dan sekelompok umat di sebuah Keuskupan. JPIC kepanjangannya Justice, peace, and integrity of creation ( keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan). Maka JPIC itu dapat disimpulkan  adalah suatu gerakan oleh para religius dan sekelompok umat untuk mewujudkan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan dalam kehidupan orang katolik. Tentunya JPIC ini harus menjadi bagian hidup dari orang-orang katolik dan direlisaikan dalam pelayanan dalam masyarakat sebagai bentuk dari pewartaan kabar gembira kerajaan Allah di dunia ini[5]. 

JPIC berusaha untuk mengupayakan cara hidup orang-orang katolik dan karya yang menjawab persoalan yang ada dalam masyarakat, terutama tantang zaman modern. Tujuan dari JPIC ialah kepedulian dan pembelaan terhadap orang yang miskin dan tertindas. Gerakan JPIC memiliki semangat langsung dari Yesus, gerakan ini  mengikuti cara hidup Yesus sendiri. Yesus yang datang ke dunia ini menjadi manusia biasa, Ia hidup ditengah-tengah masyarakat. Kedatangan Yesus ialah membawa keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan untuk umat manusia. Oleh sebab itu gerakan JPIC ini mengambil spritualitas Yesus sendiri. Dengan spritualitas itu mereka sungguh-sungguh memberikan keadilan kepada mereka yang tertindas dan merasa tersingkirkan dari golongan masyarakat. Kita mengetahui bahwa saat ini banyak umat kita mengalami pendindasan dan ketidakadilan yang tidak layak dari pihak yang berwewenang atau yang memegang kekuasaan dalam negara ini. Maka kehadiran JPIC sangat membantu umat dalam menegakkan keadilan di negara ini. 

Keadilaan bukan hanya sekedar dalam konteks dalam kehidupan manusia saja, melainkan seluruh alam ciptaan ini kita buat dengan adil juga. Kita sangat perlu menjaga keseimbangan seluruh dunia ini. Terbentuknya  gerekan JPIC ini juga untuk membawa perdamaian dalam kehidupan ini. Yesus sendiri mengajarkan kepada kita untuk selalu berdamai kepada semua ciptaan. Kehadiran kita diharapakan selalu membawa perdamaian kepada semua orang. St. Fransiskus dari Asisi dalam doa dami yang dibuatnya, ia merumuskan dengan baik doa damai. Ia mengatakan bahwa Tuhan jadikalah aku pembawa damai, bila terjadi kebencian , jadikalah aku pembawa cinta kasih. Dari rumus tersebut tampak bahwa St. Fransiskus menjadikan dirinya pembawa damai bagi sesama.

 Dalam konteks kita zaman modern ini kita melihat banyak sekali peperangan dimana-mana. Oleh karena itu, gerakan JPIC mendorong umat Allah untuk selalu berbuat kedamaian kepada sesamanya, baik itu sesama agama katolik dan di luar agama katolik yang mereka jumpai. Selain memiliki kepedulian terhadap kehidupan sosial, JPIC juga bergerak dan menyuarakan lingkungan alam ini. Lingkungan alam sudah mengalami degradasi yang cukup memprihatinkan, dimana hutan sebagai paruh-paruh dunia sudah mulai juga digundulkan dan membuat hilangnya beragam spesies binatang serta juga meningkatnya kelangkaan akan air bersih. Melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada lingkungan kita yang sekarang ini, maka gerakan JPIC menyuarakan agar lingkungan alam mulai dilestarikan kembali. Misalnya mereka menyuarakan untuk penghijauan kembali dengan menanam pohon kembali dan selalu menjaga keutuhannya alam ciptaan ini.

Fenomena kehidupan saat ini 

          Dengan segala kemajuan di berbagai bidang kehidupan manusia. Manusia mengubah segala-galannya dalam kehidupan ini. Baik itu dalam kehidupan sosial dan dengan lingkungan tempat manusia itu sendiri tinggal. Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan membawa kita kepada kemajuan dan bisa juga membawa kita kepada kemunduran. [6] Kemunduran pada lingkungan alam misalnya rusaknya lingkungan alam akibat dari pembukaan lahan dan pembangunan. Sedangkan dalam kehidupan sosial, banyak terjadi peperangan, kekacauan dan pemerkosaan serta berbagai kejahatan yang lainnya. Maka tidak heran jika kita melihat lingkungan sekitar banyak sekali fenomena-fenomena yang miris. Kalu kita melihat atau membaca berita di koran kita melihat berbagai fenomena yang terjadi di dalam kehidupan ini. 

Banyak fenomena yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan ini, secara khusus kerusakan lingkungan alam. Dimana-mana terjadi bencana, baik itu gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gunung meletus. Fenomena-fenomena tersebuat hampir setiap hari saja terjadi di berbagai daerah di Indonesia ini bahakan di luar negri juga mengalami hal yang sama dengan kita. Tentu fenomena-fenomena itu terjadi diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang semakin rusak. Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin kompleks juga fenomena kehidupan yang terjadi. Terutama dalam kehidupan manusia berbagai macam muncul fenomena-fenomena  yang tidak sesuai lagi dengan norma hidup bersama. Fenomena yang sedang terjadi saat ini ialah benyak terjadi menimpa kaum perempuan dan anak-anak. Mereka cenderung mengalami penindasan dan kekerasan dari orang-orang yang ada disekitar mereka. Hal itu tampak dengan seiringnya meningkat kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak. Fenomena-fenomena semacam ini sangat berkembang di Indonesia di mana kaum yang lemah mejadi obyek kekerasan sosial.

 Selain itu akibat dari kemajuan juga banyak berdampak kepada mereka yang miskin dan terpinggirkan. Maksudnya ialah di mana mereka yang miskin dan terpinggirkan semakin miskin dan terpinggirkan sedangkan yang kaya semakin kaya. Itulah fenomena realitas yang kita alami, di mana kemajuan hanya dinikmati oleh orang-orang yang memiliki kuasa dan kekayaan saja. Sedangkan orang miskin hanya sebagai penonton saja, mereka sebagai imas dari ketidakadilan di negara ini. Ketidakadilan itu yang membuat mereka yang menderita semakin menderita.

Duni saat ini sudah menjadi titik dasar bagi banyak masyarakat untuk memberikan berbagai perbandingan dan perbedaan dengan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan daerah yang sudah maju dengan teknologi dan yang masih dalam perkembangan. Negara Indonesia yang saat ini sedang dalam perkembangan dan sedang menuju pada kemajuan telah menjadikan suatu keberadaan pabrik-pabrik yang semakin banyak membuat ekosistem alam menjadi tercemar. Jika dilihat dalam konteks lingkungan yang sesuai harapan cetusan Pancasila para pendahulu tentang pentingnya keadilan dan kesejahteraan, maka akan muncul polemik di manakah letaknya masyarakat yang merdeka dan bebas dari terpuruknya ekonomi, keharmonisan, dan sopan santun dalam negara. Haruskah pembangunan besar-besaran dalam berbagai daerah dan proyeksi pabrik menjadi pacuan negara untuk masyarakat yang makmur.

Lingkungan yang asri 

           Pada dasarnya semua manusia ingin hidup dalam lingkungan yang indah dan asri. Berbicara mengenai lingkungan memang tidak akan pernah ada habisnya. Mengapa demikian? Karena lingkungan berkaitan erat dengan segala aspek kehidupan yang ada di muka bumi ini, secara khusus makhluk hidup. Dalam lingkungan alam manusia mempunyai peran sangat penting dalam menjalankan roda kehidupan di bumi ini, manusia sebagai obyek pelaku utama dalam mempengaruhi dan menjalankan kondisi lingkungan sekitar.[7] . Selagi manusia dapat menjaga ekosistem alam ini, maka lingkungan sekitar akan terawat dan asri. Dengan demikian orang akan merasakan kenyamanan  mendiami lingkungan yang asri.  Lingkungan yang asri adalah lingkungan yang mempesona dan sangat elok untuk kehidupan. Dengan lingkungan yang asri akan membuat seseorang hidup dan tinngal disuatu tempat akan betah, sehingga timbul rasa atau keinginan untuk merawat, menjaga, dan melestarikannya. Namun kenyataan yang kita hadapi sekarang bukan lah demikian. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan sikap konsumerisme dari masyarakat. Maka mulailah bermunculan masalah yang mengganggu kesemimbangan lingkungan. Misalnya dapat kita lihat ialah pengeksplotasian alam secara besar-besaran dengan tidak bertanggung jawab. Sekarang juga dengan dibangunnya Ibu Kota IKN yang baru di Kalimantan Timur. Itu membutuhkan lokasi atau lahan yang sangat besar, maka terjadilah pembukaan lahan secara besar-besaran untuk area perkanotoran sehingga berkurangnya lahan atau hutan hijau di Kalimantan. Pembukaan lahan tersebuat secara besar-besaran tersebut akan menyebabkan kerusakan alam dan menyebabkan kehidupan di bumi ini menjadi terancam. Oleh karena itu tidaklah heran jika skarang ini ada banyak gerakan salah satunya gerakan tersebuat ialah kelompok JPIC yang sedang gencar-gencarnya menyuarakan tentang lingkungan hidup. Tentu gerakan ini sangat selaras dengan ensiklik yang dikeluarkan oleh bapa Paus Fransiskus yakni, Laudato Si.

 Di mana setiap orang mempunyai keprihatinan terhadap lingkungan alam yang semakin rusak ini. Oleh sebab itu banyak gerakan yang ingin menghidupkan semangat penghijauan dengan tujuan untuk menatap kebutuhan pesona keindahan alam dan pesona integrasi ekosistem makhluk hidup. Jika dilihat secara globalisasi, kebutuhan manusia untuk mendapatkan lingkungan yang asri sudah berubah menjadi kebutuhan interaksi masing-masing individu untuk tempat berkumpul, rekreasi, dan kegiatan santai untuk menyegarkan tubuh dan meluangkan waktu untuk mendapat inspirasi baru mencangkup kebutuhan jasmani dan rohani. Lingkungan yang asri dalam KBBI adalah lingkungan yang indah dan sedap dipandang mata. Sesuatu yang indah dipandang tentu akan menghadirkan rasa damai dalam diri setiap individu, maka sudah pasti lingkungan yang asri akan menjadi kunjungan setiap individu untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di tempat yang sudah asri tersebut.

 Dalam cakupan tentang alam yang asri, buku dokumen laudato si oleh paus Fransiskus menegaskan bahwa "Lingkungan alam adalah harta kita bersama" [8] menegaskan bahwa manusia sebagai bagian dari alam ini menjadi pembaharu dan mengelola alam demi kesejahteraan bukan untuk memberatkan atau merusakkan alam tersebut. Hal ini bertujuan menegaskan begitu pentingnya alam untuk masa depan. Oleh sebab itu bapa paus dalam ensekliknya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Tentu dalam merawat dan melestarikan lingkungan alam itu harus dimulai dari diri sendiri, barulah kita mengajak orang lain. Kalu kita tidak mulai dari diri sendiri maka sangat tidak mungkin alam ini akan kembali seperti yang kita inginkan yakni alam yang asri.

 Dengan dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si oleh bapa Paus Fransiskus mau menunjukkan bahwa gereja katolik memiliki kepedulian terhadap lingkungan alam yang semakin rusak ini. Pemerintah juga melalui PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menetapkan hari lingkungan hidup sedunia pada setiap tanggal 5 Juni. Penetapan Hari Lingkungan Hidup ini tentu cara pemerintah untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Maka dapat kita lihat bahwa setiap tanggal 5 Juni tersebut semua pemerintahan, khususnya negara kita Indonesia para pemimpin pemerintahan para bupati, gubenur dan bahkan persiden mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menanam pohon kembali. [9]Itu tentu upaya pemerintahan untuk melakukan penghijauan kembali dan menangani krisis lingkungan hidup. 

Tujuan dari semua itu ialah ingin memulihkan kembali lingkungan yang bersih dan indah. Maka segala upaya dilakukan demi menjaga ekosistem yang semakin hancur ini. Hal ini dilakukan juga mengingat di mana masyarakat sekarang ini lebih suka piknik atau rekreasi bersama keluarga ditempat-tempat yang indah dan segar. Maka dapat kita lihat akhir-akhir ini banyak tempat wisata alam dipenuhi oleh para pengunjung. Mereka sudah mulai mencari tempat yang indah dan asri setelah melakukan perkerjaan selama seminggu. Mereka merasa lelah dan gerah melihat situasi kota yang semakin padat, macet, panas dan hiruk pikuknya kehidupan di perkotaan. Maka pada akhir pekan mereka akan mencari tempat yang segar dan sejuk demi memulihkan rasa capek dan lelah dengan melihat pemandangan-pemandangan alam.

Menjaga lingkungan dan membelanja kehidupan

            Setelah melihat berbagai fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita dan dapat kita lihat bahwa manusia ingin kembali pada hidup yang tenang dan dami. Mereka ingin lingkungan alam ini kembali asri, itu tampak seiring meningkatnya manusia zaman sekarang mengunjungi tempat-tempat wisata alam. Pada dasarnya manusia ingin kembali ke zaman dahulu di mana hutan masih asri dan hidup masyarakat masih saling tolong menolong dan kerja sama. Oleh karena itu bagaimanakah kita dapat mewujudkan lingkungan yang asri dan kehidupan yang tenang dan dami? Dalam menghadapi kemajuan atau perubahan zaman yang semakin maju sekarang ini kita perlu menyikapinya dengan cermat supaya kita tidak terlalu pada sikap egoisme semata. Di mana kita ingin mengeksplorasikan alam ini tanpa harus merusak dan menjadikannya sebagai kebutuhan untuk kepentingan pribadi dan tidak menindas orang-orang yang lemah yang ada di sekeliling kita.

Dalam buku Spritualitas Fransiskan[10] tentang "persaudaraan sebagai ungkapan loyalitas" bahwa Loyalitas dan rasa hormat-menghormati menjadi suatu kewajiban kehidupan bersama. Maka dari itu kita manusia yang mempunyai kebebasan diajarkan untuk penghargaan pentingnya membalas kasih karunia Allah dengan menjaga eksistensi kosmologi yang penuh dengan keharmonisan cinta akan makhluk ciptaan. Fransiskus memandang segala yang ada di kosmologis semesta ini dengan pujian "Terpujilah engkau Tuhanku karena segala ciptaan-MU". Jika ditinjau dengan keadaan alam saat ini suatu kesanggupan bagi kita manusia adalah tidaklah menjadi pengganggu apalagi merusak melainkan menjaga dan merawatnya dengan rasa syukur dan dengan rasa pemberian diri untuk tidak mengeksploitasi alam demi kepuasan hasrat badani yang pada akhirnya membuat manusia itu berpaling dari Sang Pencipta.

 Untuk itu dalam menjaga ciptaan Tuhan ini, kita sebagai manusia yang mempunyai peran utama dalam mengatur dan mengelola lingkungan alam. Dalam menjaga dan mengolah lingkungan alam merupakan tanggung jawab kita semua. Alam yang sangat indah ini perlu kita cintai dan kita jaga untuk masa depan anak dan cucu kita. Mencintai alam dengan sepenuh hati merupakan salah satu tugas yang sangat penting bagi dewasa ini. Tuhan sudah menciptakan alam semesta ini begitu indah untuk makhluk di bumi ini. Dengan mencintai alam merupakan sikap kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Karena alam menyediakan segala kebutuhan dan keperluan segala makhluk hidup yang ada di dunia ini. Maka oleh karena itu alam harus dijaga kelestariannya supaya kebutuhan hidup setiap makhluk yang ada di muka bumi ini terpenuhi. Tentu untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam ini tidak bisa kita sendiri, kita butuh kerja sama dan saling tolong menolong dalam upaya melestarikan alam ini.[11] 

 Alam yang asri dapat kita wujudkan jika setiap individu memiliki kesadaran yang sama atas lingkungan alam ini. Untuk itu dituntut dari kita sikap saling peduli terhadap semua makhuk ciptaan. Sikap peduli itu tampak dalam cara hidup kita, diamana kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, secara kasus sampah plastik. Selain itu juga tidak membung limbah pabrik ke laut secara sembarangan yang mengakibatkan air laut kotor.  Yang perlu juga diperhatiakan ialah kita harus bisa mengontrol diri kita, kita tidak menggunakan sesuatu melebihi keperluan kita. Jadilah generasi yang dapat berdamai dan memulihkan lingkungan alam dengan cara hidup yang tidak konsumerisme. Mari kita solider dalam menjaga lingkungan alam dan ambil bagian untuk melakukan pemuliahan lahan agar menjadi lestari dan berkelanjutan serta memebrikan nilai manfaat bagi masyarakat secara sosial dan ekonomi.

Saatnya menata kembali hubungan kita dengan alam, saatnya kita hidup harmoni dengan alam. Kita harus konsisten dalam melakukan pengendalian kerusakan alam, dengan langkah kita ialah memperhatiakan berbagai sektor dalam ekosistem alam ini. Terutama air, air merupakan unsur kehidupan. Oleh karena itu mari kita menjaga sumber air kita dengan bersama-sama mengendalikan pencemaran air dengan tidak membuang sampah ke badan air, menghemat penggunaan air, mengolah dan memanfaatkan air limbah serta bersama menjaga kebersiahan dan ketertiban sepadan sungai. Selain itu kita juga perlu mengurangi emisi gas karbon. Dimana saat ini ancaman pemanasan glonal dan perubahan iklim yang tidak teratur lagi yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh efek rumah kaca yang semakin meningkat. Oleh sebab itu untuk industri dan kendaraan gunakan bahan bakar besi, mari kita menggunakan kendaraan umum untuk bepergian. [12]

Sebagai orang yang dipanggil dan diutus untuk menjaga lingkungan hidup dan membela kehidupan. Kita harus berkerjasama dalam memulihkan lingkungan alam dan kehidupan masyarakat serta membangun komunikasi dengan gerakan-gerakan yang sangat peduli dengan keadaan yang sangat memprihatinkan saat ini. Dengan kerjasama dan saling tolong-menolonglah kita akan mampu mengendalikan kerusakkan alam dan kehidupan ini. Mari kita bersama-sama berdasarkan semangat JPIC mengolah, membangun, dan menatata kembali lingkungan alam ini dengan rasa solidaritas yang tinggi demi mewujudkan bumi ini untuk masa depan bangsa. Dengan sikap saling tolong-menolong dan menghargai setiap insan di muka bumi ini, maka kita akan menciptakan lingkungan sosial yang ramah dan damai yang terhindar dari penindasan dan kekerasan terhadap mereka yang lemah dan tersingkirkan. Malaui tugas dan panggilan kita masing-masing kita berjalan bersama menuju lingkungan yang sehat dan kehidupan yang damai dan tentram. Dengan kebersamaan kita akan mampu berjalan bersama dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman modern ini. Sehingga dengan demikian maka setip insan yang ada di dunia ini akan merasakan kehidupan yang penuh dengan keadilan. Semangat itulah yang harus kita tanamkan dalam diri kita, di mana kita saling memperhatikan dan saling menghargai satu sama lain. Maka dengan demikian terciptalah kehidupan yang harmonis dan dami, baik itu dengan lingkungan alam dan sesama.

 

 

Bibliografi

Budi, Silvester Susianto. Sakramen-Sakramen Dalam Gereja: Suatu Tinjuan Yuridis. Yogyakarta: KANISIUS, 2020.

 Dopo, Eduard R. (ed). Keprihatinan Sosial Gereja. Yogyakarta: KANISIUS, 1992.

 Putranto, C.Dihimpun Untuk Diutus:Pengantar Singkat Eklesiologi. Yogyakarta:PT Kanisius, 2019.

 Siryana. Perubahan Sosial Budaya. Malang: Literasi Nusantara, 2020.

 Sabartiyah. Pelestarian Lingkungan Hidup.  Semarang: Alprin, 2008.

 Saleh, M. Ridha. Menghijaukan HAM: suatu upaya menuntut keadilan lingkungan hidup yang aman, bersih, sehat dan berkelanjutan. Jakarta Timur: RAYYANA Komunikasindo, 2020.

 Machdar, Izarul. Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pemcemaran Udara, Air, dan Kebisingan. Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018.

 Marpaung, Managar C. Spritualitas Dasar Fransiskan. Medan: Bina Media Perintis, 2018.

 Mukono, H.J. Analisis Kesehatan Lingkungan Akibat Pemanasan Global dan Perubahan Iklim: Tinjauan Kesehatan Masyarakat. Surabaya; Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga 2018.

 Fransiskus. Ensiklik Ladato Si Paus Fransiskus: Tentang Perawatan Rumah Kita Besama. Judul asli: Lettre Encyclique Laudato Si Du Saint-Pere Francois Sur La Sauvegarde De La Maison Commune. Diterjemahkan oleh Martin Harun. Jakarta: OBOR ,...

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun