Saya pernah berjumpa dengan beberapa teman yang sangat rasional dan sangat skeptis dengan hidup doa. Doa bagi mereka menjadi suatu kewajiban ritual yang membebani, semakin singkat semakin baik. Jangan harap mereka bisa berdoa selama satu jam setiap hari, berdoa selama lima atau sepuluh menit sudah terasa menyiksa. Kisah Injil yang menceritakan tentang Tuhan Yesus yang semalam-malaman berdoa (Luk.6:12) bagi mereka bagaikan cerita fantasi atau imajinasi para penulis Injil..
Menurut pendapat saya, kemungkinan besar orang-orang seperti ini bukan tidak suka berdoa tapi mereka hanya tidak tahu bagaimana cara berdoa.
Kenyataannya memang banyak orang yang tidak tahu cara berdoa. Bahkan termasuk juga para rasul, sehingga mereka meminta pada Yesus,"Tuhan ajarilah kami berdoa..." (Luk.11:1). Yesus adalah guru doa terbaik yang pernah ada. Ia tidak hanya mengajarkan bagaimana cara berdoa tapi juga apa yang harus didoakan.
Mengenai cara berdoa, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa dalam keheningan seperti yang sering dilakukan-Nya saat berdoa seorang diri. Lalu mengenai apa yang harus didoakan, Tuhan mengajarkan untuk berdoa tidak hanya mengenai apa yang kita butuhkan tetapi juga mengenai apa yang dikehendaki Tuhan (maka dalam Doa Bapa Kami kita mengatakan, "...jadilah kehendak-Mu....").
Meditasi Yesus berakar pada ajaran Yesus tentang cara berdoa, yaitu kita berdoa dalam keheningan batin. Demikian juga dalam Meditasi Yesus kita berdoa mengenai dua hal ini: apa yang paling kita butuhkan ("...kasihanilah aku orang berdosa.") dan apa yang paling dikehendaki Tuhan ("...aku mengasihi Engkau."). Ini menjadikan Meditasi Yesus sebagai doa paling sederhana yang merangkum seluruh ajaran Yesus tentang bagaimana harus berdoa.
Saya pribadi sudah mempraktekkan Meditasi Yesus ini 19 tahun lamanya. Meski harus saya akui juga bahwa saya tidak selalu konsisten dalam melakukannya (kadang saya melupakannya selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan sebelum kerinduan yang kuat menyeret saya untuk kembali lagi melakukan Meditasi Yesus), toh dengan segala kekurangan itu saya tetap merasakan buah-buahnya sangat luar biasa. Itu sebabnya saya ingin membagikan doa ini kepada siapa saja yang mencintai Kristus.
Meditasi Yesus, jika dilakukan dengan benar, akan terasa menyenangkan dan menyegarkan jiwa. Berdoa tidak lagi menjadi kewajiban yang membebani, tapi menjadi saat pertemuan dengan Tuhan yang begitu membahagiakan. Setelah anda mulai menikmati Meditasi Yesus ini, anda akan terbiasa melakukan Meditasi Yesus dengan penuh suka cita selama 1 jam atau lebih setiap hari.
Anda akan memahami apa yang saya katakan hanya kalau anda sudah mempraktekkannya.
Saya ingin menambahkan sedikit mengenai cara melakukan Meditasi Yesus untuk melengkapi apa yang sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya.
Cara melakukan Meditasi Yesus amat mudah, tidak ada teknik-teknik pernafasan atau meditasi yang rumit. Meditasi Yesus bukan soal teknik pernafasan atau konsentrasi, tapi lebih pada sikap batin kita. Memang ada teknik-teknik pengaturan nafas atau cara-cara melakukan konsentrasi yang baik. Tapi itu bukan yang utama dibandingkan sikap batin kita saat mengucapkan doa.
Anda bisa mulai mempraktekkan Meditasi Yesus dengan mencari tempat yang nyaman dan bebas dari gangguan. Ambil posisi berdoa yang nyaman sehingga anda tidak perlu sering-sering mengubah posisi saat bermeditasi. Pastikan tubuh kita rileks. Posisi apapun yang anda pilih, sejauh menunjukkan sikap yang layak dalam berdoa dan menghadap Tuhan dapat digunakan.
Bernafaslah dengan teratur dan perlahan untuk membangun konsentrasi. Jika ada gambar/ikon Tuhan Yesus, atau salib, anda bisa memandangnya untuk membangun suasana doa. Jika tidak ada, anda bisa membayangkannya secara mental.
Setelah hati kita tenang dan siap untuk berdoa, pejamkan mata dan mulailah mengucapkan doa-doa sederhana ini secara perlahan seirama aliran nafas seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya:
Tarik nafas..."Tuhan Yesus Kristus Putra Allah..” buang nafas, “..kasihanilah aku orang berdosa"
Lakukan ini sebanyak 10 kali.
Setelah itu lanjutkan dengan rumusan doa berikutnya.
Tarik nafas..."Tuhan Yesus Kristus.,” buang nafas, “...aku mengasihi Engkau"
Kemudian hening sejenak selama satu atau dua tarikan nafas. Saat hening ini bisa digunakan untuk membayangkan Tuhan Yesus dalam imajinasi kita. Untuk saya, yang terbaik adalah memandang Tuhan Yesus yang tersalib. Pandanglah salib Tuhan dalam imajinasi kita... itulah cinta terbesar Tuhan kepada kita. Jika anda tergerak untuk membayangkan salib Tuhan lebih lama, lakukanlah. Mungkin Tuhan sendiri yang menggerakkan hati kita untuk melaukan itu....
Setelah itu ulangi doa yang pertama, dan seterusnya. Ingat, teknik pernafasan bukan syarat tapi hanya cara untuk membantu kita untuk fokus pada doa. Jika kita sudah terlarut pada doa, teknik pernafasan bisa kita abaikan. Untuk menghitung jumlah pengulangan doa, bisa menggunakan kalung rosario, komboskini Meditasi Yesus, atau jari-jari tangan.
Biasanya saya melakukan Meditasi Yesus ini dengan latar belakang musik gregorian. Ini sangat membantu saya untuk membangun suasana doa dan juga untuk membantu menentukan berapa lama kita melakukan Meditasi Yesus ini.
Berikutnya saya ingin menambahkan beberapa sikap mental yang perlu di dalam mempraktekkan Meditasi Yesus ini...
Meditasi Yesus, sama seperti doa batin lainnya, harus dijalani dengan sikap mental yang benar. Tanpa itu Meditasi Yesus akan terjatuh menjadi ritual kosong yang kehilangan sebagian besar kekuatannya. Dengan sikap yang benar doa batin sederhana ini akan menghasilkan buah-buah indah yang mengubah hidup kita. Berikut ini saya akan membagikan tiga sikap mental yang perlu diterapkan saat kita mempraktekkan Meditasi Yesus.
1. Hening
Rasul Petrus menasehatkan kita, "...kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa" (1 Ptr.4:7). Seperti bayangan bulan hanya tampak jelas di air yang tenang, demikian juga kehadiran Tuhan saat kita berdoa akan dapat kita sadari dengan lebih baik jika hati kita tenang.
Saat kita akan memulai Meditasi Yesus, pastikan kita berada dalam keadaan tenang lebih dahulu. Ini bisa dilakukan dengan mengatur irama nafas secara perlahan dan mulai membangun fokus pikiran pada suasana doa. Lebih jauh Tuhan Yesus dalam Injil menasehatkan,
'Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu." (Mat. 5:23-24)
Saat melakukan Meditasi Yesus, pastikan tidak ada persoalan-persoalan yang akan mengganggu pikiran kita saat berdoa. Jika kita tidak mungkin menyelesaikannya secara fisik, selesaikan secara mental. Buang segala pikiran dan emosi negatif seperti kemarahan, kebencian, kekesalan, kegelisahan, rasa iri, ketamakan, dan kesombongan sebelum kita mulai berdoa. Bangunlah suasana damai dengan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Ini penting agar kita sepenuhnya dapat memusatkan diri pada Tuhan saja.
Sangat tidak nyaman jika kita berbicara dengan seseorang tiba-tiba ia memainkan HP atau berbicara dengan orang lain. Kita pasti merasa tidak dihargai. Demikian juga saat kita berdoa, pusatkan segala pikiran kita hanya pada Tuhan saja dan abaikan segala hal yang lain.
2. Berjaga-jaga
Sewaktu berdoa di Taman Getsemani, Tuhan Yesus mengajak Petrus dan juga murid-murid lainnya untuk berjaga-jaga saat Ia berdoa. Tuhan tidak menginginkan ada apapun yang dapat mengganggu-Nya saat Ia berdoa kepada Bapa. Demikian juga saat kita berdoa dalam Meditasi Yesus, kita harus berjaga-jaga agar jangan ada pikiran-pikiran, ataupun keinginan-keinginan duniawi yang menyelinap masuk dan mengganggu doa kita.
Roh memang kuat tapi daging itu lemah (Mat.26:41), maka berbagai gangguan dan godaan selalu mengintai dan tanpa kita sadari bisa masuk dan mengganggu doa kita. Segera usir dan buang jauh-jauh gangguan semacam itu begitu kita menyadarinya agar pikiran dan hati kita hanya terfokus pada Tuhan, jangan biarkan gangguan tersebut menjadi semakin besar dan merusak doa kita. Jangan merasa gagal dalam bermeditasi kalau anda sering mendapat gangguan semacam itu. Hal seperti itu pasti terjadi dan kita harus tidak jemu-jemu mengusir gangguan-gangguan tersebut, lalu kembali fokus pada doa.
Dalam tradisi mistik Gereja Timur, ini dikenal dengan istilah niptic yang kurang lebih berarti 'kesadaran/waspada/berjaga-jaga'. Para pertapa dan bapa-bapa Gereja Timur menyadari betul bahwa iblis tidak senang jika manusia bisa berdoa dengan baik. Iblis selalu berupaya mengganggu orang yang berdoa dengan berbagai macam hal untuk mengacaukan atau mengalihkan doanya.
Gangguan ini dapat terjadi pada semua tingkatan, mulai dari awam hingga pertapa mistik. Oleh karenanya niptic ini menjadi amat penting. Sewaktu kita mempraktekkan Meditasi Yesus, niptic atau sikap berjaga-jaga ini harus diterapkan secara konsisten karena gangguan saat melakukan doa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
3. Mendengarkan
Dalam Meditasi Yesus kita tidak hanya berbicara kepada Tuhan, tapi juga mendengarkan Dia. Maria yang duduk mendengarkan Tuhan dikatakan telah mengambil bagian yang terbaik dan tidak akan diambil dari padanya (Luk.10:41-42). Demikian juga dalam Meditasi Yesus, mendengarkan Tuhan menjadi bagian terbaik dari seluruh doa.
Kita “mendengarkan” Tuhan dengan melihat Dia, baik dengan memandang gambar/ikon Tuhan Yesus secara langsung atau memandang gambar atau ikon Tuhan secara mental (dalam imajinasi). Cukup dengan memandang Tuhan Yesus maka Dia akan “berbicara” kepada roh kita melalui berbagai cara, seperti misalnya melalui intuisi dan inspirasi
Buat saya, pilihan terbaik adalah memandang Tuhan Yesus yang menderita di kayu salib. Gambar Tuhan Yesus yang tersalib itu seolah berbicara, "Sahabat-Ku..seperti inilah Aku telah mengasihimu..."
Lalu kapan kita mendengarkan Tuhan?
Setelah mengucapkan rumusan doa yang kedua, "Tuhan Yesus Kristus, aku mengasihi Engkau", ada saat hening. Pada saat itulah kita “mendengarkan” Tuhan dengan cara memandang Dia. Kita bisa memandang-Nya tanpa mengucapkan apa-apa selama beberapa saat. Lalu biarkan gambaran itu terus hadir saat kita melanjutkan doa-doa kita. Ini membuat Meditasi Yesus menjadi komunikasi dua arah, kita berbicara kepada Tuhan dan sebaliknya juga mendengarkan Dia berbicara kepada kita.
Demikianlah tiga sikap mental yang perlu kita terapkan saat mempraktekkan Meditasi Yesus: hening, berjaga-jaga, dan mendengarkan. Dan yang terpenting dari ketiganya adalah mendengarkan. Dengan menerapkan ketiga sikap mental ini maka Meditasi Yesus menjadi doa batin yang akan mengubah hidup kita menjadi seperti yang dikehendaki Tuhan, terutama karena kita mau meluangkan waktu untuk mendengarkan Dia..
(bersambung...)
Seri video Meditasi Yesus sudah bisa dilihat lengkap di youtube, seluruhnya ada 14 video. Gunakan keyword 'Meditasi Yesus' pada fasilitas search untuk menemukannya. Silahkan subscribe di channel video saya untuk memperolah video-video terbaru lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H