Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 103-104

29 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 29 Januari 2025   01:51 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi) 

Seorang warga, Bapak Markus, yang dulunya skeptis, kini berbicara. "Hasil yang kalian tunjukkan memang mengesankan. Tapi bagaimana dengan dampaknya di masa depan?"

Didimus menjawab dengan bijak. "Kami selalu menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern. Kami yakin pendekatan ini akan berkelanjutan, tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional kita."

Dengan tekad dan kesabaran, Josefa, Didimus, dan Teguh meyakini bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk belajar dan tumbuh. Mereka tetap fokus pada visi mereka untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat lokal untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik di Kampung Tabonji.

"Kita harus tetap kompak dan saling mendukung," kata Josefa, mengakhiri pertemuan dengan penuh semangat. "Bersama-sama, kita bisa menghadapi segala tantangan dan mencapai tujuan kita."

Didimus menambahkan, "Setiap langkah adalah pelajaran. Jangan pernah menyerah."

Teguh tersenyum. "Mari kita terus berinovasi dan beradaptasi. Masa depan pertanian Kampung Tabonji ada di tangan kita."

Dengan semangat baru, mereka melanjutkan perjuangan mereka, yakin bahwa setiap tantangan akan membawa mereka lebih dekat pada tujuan besar mereka.

Diskusi dengan Sesepuh

Josefa, Didimus, dan Teguh memutuskan untuk mengadakan pertemuan khusus dengan sesepuh-sesepuh Kampung Tabonji untuk mendapatkan pandangan dan restu mereka terkait proyek pertanian yang mereka jalankan. Pertemuan ini diadakan di bawah sebuah rumah adat tradisional, tempat di mana para sesepuh sering berkumpul untuk mengambil keputusan penting bagi komunitas.

Sesepuh-sesepuh kampung datang satu per satu, memasuki ruangan dengan penuh kekhidmatan dan penghormatan terhadap tradisi mereka. Josefa, sebagai inisiator proyek ini, memulai diskusi dengan mengungkapkan tujuan dan nilai-nilai dari sistem pertanian yang mereka kembangkan bersama Didimus dan Teguh.

"Kami ingin meningkatkan hasil pertanian dengan tetap menjaga kearifan lokal," kata Josefa dengan penuh keyakinan. "Proyek ini tidak hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan anak cucu kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun