Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 103-104

29 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 29 Januari 2025   01:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi) 

Tantangan di Lapangan 

Meskipun keberhasilan yang mereka raih, Josefa, Didimus, dan Teguh menghadapi berbagai tantangan yang menuntut keuletan dan strategi baru dalam proyek pertanian mereka di Kampung Tabonji. Salah satu tantangan utama yang mereka hadapi adalah kondisi tanah yang tidak merata di sepanjang ladang. Beberapa bagian tanah terbukti lebih subur dan cocok untuk pertumbuhan tanaman, sementara yang lain membutuhkan perbaikan lebih lanjut dalam hal struktur dan kandungan nutrisi.

"Pagi ini kita perlu melakukan analisis tanah lebih mendalam," kata Didimus sambil mengamati ladang. "Beberapa bagian ladang tampaknya kurang subur dibandingkan yang lain."

Teguh mengangguk setuju. "Benar, Didimus. Saya sudah membawa alat pemantauan kelembaban tanah dan peralatan analisis kimia. Kita bisa mulai dari sini," ujarnya sambil menyiapkan alat-alat tersebut.

Josefa bergabung dengan mereka, membawa catatan dan peta ladang. "Mari kita identifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Kita harus memastikan tanaman bisa tumbuh dengan optimal di setiap bagian ladang," kata Josefa penuh semangat.

Selain itu, tantangan cuaca juga menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas pertanian mereka. Pulau Kimaam sering kali mengalami perubahan cuaca yang drastis, mulai dari hujan lebat hingga panas yang ekstrem.

"Cuaca di sini memang tidak bisa diprediksi," kata Teguh sambil melihat awan mendung yang mulai berkumpul di langit. "Kita harus siap dengan strategi cadangan untuk menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem."

Josefa mengangguk setuju. "Kita perlu terus memantau kondisi cuaca dan menyesuaikan jadwal penanaman serta pengelolaan ladang. Ini memang menantang, tapi kita bisa mengatasinya."

Selain tantangan teknis, Josefa juga menghadapi tantangan dalam membangun konsensus di antara warga kampung yang memiliki pandangan dan pengalaman berbeda-beda terkait pendekatan baru ini. Beberapa warga yang awalnya skeptis kini semakin terbuka dan tertarik dengan hasil yang mereka peroleh, tetapi masih ada yang mempertanyakan keberlanjutan jangka panjang dari perubahan ini.

"Saya mengerti kekhawatiran kalian," kata Josefa dalam sebuah pertemuan komunitas. "Kita di sini untuk bekerja sama dan mendengarkan setiap masukan. Kami percaya bahwa upaya ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi kita semua."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun