Kedua, tidur yang cukup dan bangun pagi membantu tubuh melakukan pemulihan optimal, memperbaiki jaringan, memperkuat sistem imun, dan mengatur hormon, serta mengurangi risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Kebiasaan ini juga melatih anak mengatur waktu dengan lebih efektif, meningkatkan disiplin, dan mendukung rutinitas lain seperti berolahraga, belajar, dan bermasyarakat. Anak yang cukup tidur memiliki suasana hati lebih stabil, yang mendukung interaksi sosial dan empati. Selain itu, tidur berkualitas meningkatkan kinerja akademik, konsentrasi, daya ingat, serta kemampuan pemecahan masalah, sambil mendukung pengembangan bakat di bidang nonakademik seperti seni dan olahraga.
Akhirnya, kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat menjadi fondasi utama bagi kebiasaan unggulan lainnya yang dicanangkan oleh Kemendikdasmen seperti berolahraga, makan sehat, gemar belajar, dan bermasyarakat, yang mendukung kesehatan fisik, mental, dan sosial anak serta membentuk karakter disiplin. Implementasi kebiasaan ini menghadapi tantangan yang memerlukan kerja sama antara orang tua, guru, dan komunitas. Orang tua sebagai teladan, sekolah dengan jadwal yang mendukung, dan peran aktif pemerintah serta komunitas dalam kebijakan dan kampanye kesadaran sangat penting. Dengan langkah konkret dan komitmen bersama, kebiasaan ini dapat mendarah daging pada generasi muda, menciptakan generasi yang lebih sehat, produktif, dan berkualitas. (*)
Merauke, 23 Januari 2025
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H