Pendekatan Solutif
Pendekatan pertama dalam menyelesaikan permasalahan terkait belis adalah dengan memaknai ulang tradisi ini. Fokusnya adalah menekankan nilai simbolis belis sebagai bentuk penghormatan dan ikatan sosial, bukan sekadar nominal atau materi yang besar. Dengan memprioritaskan nilai simbolis, keluarga dapat mencari cara-cara alternatif, seperti menggunakan barang-barang simbolis atau bentuk kontribusi lain yang tidak memberatkan. Hal ini dapat membantu menjaga tradisi sambil meringankan beban finansial.
Musyawarah mufakat adalah salah satu tradisi yang dapat dijadikan dasar dalam menyelesaikan persoalan belis. Diskusi terbuka antara keluarga laki-laki dan perempuan memungkinkan kedua belah pihak mencapai kesepakatan yang adil dan tidak memberatkan.
Komunitas dan pemimpin adat memegang peran penting dalam mengelola tradisi belis agar lebih relevan dengan tantangan zaman. Salah satu cara adalah dengan menetapkan kebijakan yang lebih fleksibel dan realistis terkait belis. Misalnya, beberapa komunitas telah mulai mengadopsi pendekatan di mana jumlah belis disesuaikan dengan kemampuan finansial keluarga laki-laki. Ada juga yang mengganti bentuk belis dengan kontribusi simbolis, seperti kerja sama dalam pesta pernikahan atau sumbangan non-finansial lainnya.
Pendekatan solutif ini menekankan pentingnya kerja sama antara keluarga, komunitas, dan pemimpin adat dalam memaknai ulang tradisi belis. Dengan mengedepankan nilai simbolis, musyawarah mufakat, dan kebijakan yang fleksibel, tradisi ini dapat terus dilestarikan tanpa menimbulkan beban yang berlebihan.
Akhirnya, belis adalah tradisi yang sarat makna, mencerminkan penghormatan terhadap martabat perempuan dan keluarganya serta memperkuat ikatan sosial antara dua keluarga, sekaligus menjadi simbol identitas budaya yang layak dilestarikan. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak dalam praktiknya, tuntutan belis dapat berubah menjadi beban finansial yang berat, memicu konflik, dan memengaruhi kesejahteraan pasangan serta hubungan keluarga. Menjaga keseimbangan antara penghormatan terhadap tradisi dan tantangan ekonomi modern memerlukan pendekatan yang adil dan fleksibel, seperti memaknai ulang nilai belis, mendorong dialog antar-keluarga, dan melibatkan komunitas dalam kebijakan tradisi. Dengan semangat musyawarah, belis dapat tetap menjadi simbol penghormatan sekaligus sarana mempererat hubungan tanpa memberatkan pihak yang terlibat. (*)
Merauke, 20 Januari 2025
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H