Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 81-82

1 Januari 2025   04:20 Diperbarui: 31 Desember 2024   20:41 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inspirasi dari Teguh

Di sebuah ruang diskusi di kampus IPB, Josefa duduk berhadapan dengan Teguh, teman sekelasnya yang menjadi sumber inspirasinya dalam menggabungkan tradisi dan inovasi. Teguh, dengan kepiawaiannya dalam berbicara dan kejernihannya dalam berpikir, telah memberikan perspektif baru bagi Josefa dalam menghadapi pergulatan batinnya.

"Teguh, aku merasa terjebak antara mempertahankan tradisi dan mengadopsi teknologi modern," ucap Josefa, wajahnya mencerminkan keraguan.

Teguh mengangguk, menatap Josefa dengan penuh pengertian. "Josefa, tradisi adalah akar kita, tetapi teknologi adalah sayap kita. Kita harus belajar menggunakannya secara bijak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita."

Josefa mengangguk perlahan, mencerna kata-kata Teguh. "Tapi bagaimana kita bisa yakin bahwa teknologi tidak akan merusak nilai-nilai yang telah lama kita junjung?"

Teguh tersenyum, memberikan jawaban yang teliti, "Kita perlu melibatkan masyarakat dalam setiap langkahnya. Mengedukasi mereka tentang manfaat teknologi yang dapat mereka terima dan terapkan dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai lokal."

Diskusi mereka berlanjut panjang, membahas cara-cara untuk mengintegrasikan teknologi modern dengan kearifan lokal tanpa kehilangan identitas budaya. Josefa merasa terinspirasi oleh sudut pandang baru ini, menyadari bahwa solusi tidak selalu harus berupa pilihan yang mutlak.

Saat malam tiba, Josefa sering kali mengingat kata-kata dan nasihat dari Teguh. Dia mulai menuliskan ide-ide baru dan memeriksa catatan-catatan mereka untuk mengembangkan konsep-konsep yang telah mereka bahas. Josefa merasa lebih yakin bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari komunitasnya, dia bisa menciptakan perubahan yang positif di Kampung Tabonji.

Pada akhirnya, Teguh bukan hanya menjadi teman sekelas bagi Josefa, tetapi juga mentor yang memberikan arah dan dorongan dalam perjalanannya. Dengan semangat yang kian membara, Josefa siap untuk menerapkan ide-ide baru dan menjadikan impian perubahannya menjadi kenyataan, menggabungkan kebijaksanaan tradisional dengan teknologi modern untuk kebaikan bersama.

(Bersambung)

Merauke, 01 Januari 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun