Refleksi Pribadi
Malam itu, Josefa duduk di sudut kamarnya di asrama IPB. Cahaya kecil dari lampu meja menyinari wajahnya yang dipenuhi pemikiran dalam. Inilah yang menjadi momen penting dalam perjalanan batinnya, di mana Josefa merenung tentang semua yang telah dia alami dan pelajari dalam usahanya menggabungkan tradisi dan inovasi.
Tiba-tiba, pintu kamarnya berderit ketika Teguh masuk dengan wajah penuh semangat. "Josefa, apa kabar? Sedang memikirkan apa di malam yang tenang seperti ini?" sapa Teguh sambil duduk di kursi di seberang meja Josefa.
Josefa tersenyum. "Hai, Teguh. Aku sedang merenungkan perjalanan panjang ini, menggabungkan ilmu yang aku dapat di sini dengan nilai-nilai tradisional dari kampung halamanku."
Teguh mengangguk, mengerti. "Percayalah, Se, perjalanan ini tidak mudah. Tetapi setiap langkah yang kamu ambil akan membawa kita lebih dekat ke arah yang benar."
Josefa mengangguk, menatap jendela kamarnya yang menampilkan langit malam yang tenang. "Aku merasa terbagi antara dua dunia yang berbeda, Teguh. Kadang-kadang sulit untuk menemukan titik tengah."
Teguh mengangguk setuju. "Aku paham perasaanmu. Tapi ingat, mungkin tidak ada kebenaran tunggal dalam hal ini. Yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkan pengetahuan kita untuk mencapai tujuan yang baik."
Josefa menghela nafas lega. "Terima kasih, Teguh. Kau selalu memberi perspektif yang berharga."
Mereka melanjutkan diskusi panjang tentang tantangan dan harapan Josefa dalam menemukan keseimbangan antara tradisi dan inovasi. Suasana di kamarnya menjadi hangat dengan energi positif dari percakapan mereka, memancarkan semangat untuk terus maju.
Ketika malam berlalu dan mentari mulai muncul di ufuk timur, Josefa merasa lebih siap dari sebelumnya untuk melangkah ke depan. Dia telah menemukan keyakinan baru dan semangat yang menggelora dalam dirinya. Dengan hati yang penuh harap, Josefa memandang masa depan dengan optimisme, siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dalam perjalanannya menapaki jejak di Kimaam.
Inspirasi dari Teguh
Di sebuah ruang diskusi di kampus IPB, Josefa duduk berhadapan dengan Teguh, teman sekelasnya yang menjadi sumber inspirasinya dalam menggabungkan tradisi dan inovasi. Teguh, dengan kepiawaiannya dalam berbicara dan kejernihannya dalam berpikir, telah memberikan perspektif baru bagi Josefa dalam menghadapi pergulatan batinnya.
"Teguh, aku merasa terjebak antara mempertahankan tradisi dan mengadopsi teknologi modern," ucap Josefa, wajahnya mencerminkan keraguan.
Teguh mengangguk, menatap Josefa dengan penuh pengertian. "Josefa, tradisi adalah akar kita, tetapi teknologi adalah sayap kita. Kita harus belajar menggunakannya secara bijak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita."
Josefa mengangguk perlahan, mencerna kata-kata Teguh. "Tapi bagaimana kita bisa yakin bahwa teknologi tidak akan merusak nilai-nilai yang telah lama kita junjung?"
Teguh tersenyum, memberikan jawaban yang teliti, "Kita perlu melibatkan masyarakat dalam setiap langkahnya. Mengedukasi mereka tentang manfaat teknologi yang dapat mereka terima dan terapkan dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai lokal."
Diskusi mereka berlanjut panjang, membahas cara-cara untuk mengintegrasikan teknologi modern dengan kearifan lokal tanpa kehilangan identitas budaya. Josefa merasa terinspirasi oleh sudut pandang baru ini, menyadari bahwa solusi tidak selalu harus berupa pilihan yang mutlak.
Saat malam tiba, Josefa sering kali mengingat kata-kata dan nasihat dari Teguh. Dia mulai menuliskan ide-ide baru dan memeriksa catatan-catatan mereka untuk mengembangkan konsep-konsep yang telah mereka bahas. Josefa merasa lebih yakin bahwa dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari komunitasnya, dia bisa menciptakan perubahan yang positif di Kampung Tabonji.
Pada akhirnya, Teguh bukan hanya menjadi teman sekelas bagi Josefa, tetapi juga mentor yang memberikan arah dan dorongan dalam perjalanannya. Dengan semangat yang kian membara, Josefa siap untuk menerapkan ide-ide baru dan menjadikan impian perubahannya menjadi kenyataan, menggabungkan kebijaksanaan tradisional dengan teknologi modern untuk kebaikan bersama.
(Bersambung)
Merauke, 01 Januari 2025
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H