Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Darah Martir Santo Stefanus yang Mengalir dari Sukacita Natal

26 Desember 2024   04:25 Diperbarui: 26 Desember 2024   06:48 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah kita siap menghidupi semangat pengorbanan?  Natal kerap dirayakan dengan gegap gempita, diwarnai cahaya lampu, hadiah, dan pesta. Namun, apakah kita benar-benar menghayati makna Natal sebagaimana yang dihidupi oleh Santo Stefanus? Stefanus, martir pertama, memberikan hidupnya demi iman kepada Kristus yang baru lahir di hati para pengikut-Nya. Dalam konteks modern, tantangan umat Kristiani adalah menyeimbangkan sukacita Natal dengan semangat pengorbanan. Paus Fransiskus dalam homilinya pada Natal 2020 mengingatkan, "Natal sejati adalah tentang membuka hati kita kepada Kristus yang datang dalam wujud paling sederhana dan mengajarkan kasih tanpa pamrih." Kita diajak untuk melihat Natal bukan hanya sebagai momen perayaan, tetapi juga sebagai panggilan untuk hidup sesuai dengan iman kita, bahkan jika itu berarti pengorbanan pribadi. Selain itu, Stefanus adalah teladan bahwa iman sejati menuntut komitmen penuh, bukan sekadar penghayatan dangkal. Tantangan kita adalah: "Apakah saya siap merayakan Natal dengan hidup yang mencerminkan kasih Kristus, bahkan jika itu berarti memberikan diri demi kebenaran?"

Hidup dalam iman yang mendalam: Sukacita Natal sejati bukan hanya terletak pada perayaan eksternal, tetapi dalam penghayatan akan kasih Allah yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Kristus datang ke dunia bukan untuk membawa kenyamanan duniawi, melainkan mengundang umat-Nya kepada kehidupan iman yang mendalam. Stefanus adalah contoh bagaimana sukacita sejati ditemukan dalam kesaksian iman, bahkan di tengah penganiayaan. Natal menjadi momen refleksi apakah hidup kita telah sepenuhnya terarah pada kasih Allah, yang diwujudkan dalam tindakan kasih kepada sesama.

Bertahan hingga akhir: Yesus sendiri memperingatkan para pengikut-Nya bahwa menjadi murid-Nya berarti menghadapi tantangan dan penolakan: "Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat" (Mat 10:22). Stefanus adalah bukti nyata dari janji ini. Ketekunannya dalam iman mencerminkan panggilan Kristus kepada setiap umat untuk tetap setia meskipun menghadapi kesulitan. Bagi umat Kristiani modern, ini adalah pengingat bahwa sukacita Natal sejati mengharuskan kita untuk terus bertahan dalam iman, menghadapi tantangan dengan keberanian, dan memberikan diri dalam pelayanan kepada Tuhan. Sukacita itu bukanlah tentang kenyamanan, melainkan tentang menemukan kekuatan dalam kasih dan kebenaran. 

Akhirnya, sukacita Natal adalah perayaan kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat. Ia membawa damai dan harapan bagi dunia, namun tidak terlepas dari pengorbanan, sebagaimana diingatkan melalui perayaan Santo Stefanus sehari setelah Natal. Stefanus, martir pertama, menunjukkan bahwa kasih sejati membutuhkan keberanian untuk memberi diri sepenuhnya, mencerminkan kasih Allah yang tidak pernah menyerah, bahkan di tengah penderitaan. Dalam perayaan ini, kita diajak untuk menjadi saksi Kristus dengan membawa terang kasih Allah kepada sesama melalui tindakan nyata. Natal adalah momen untuk menerima dan mewujudkan kasih Allah dengan hati yang penuh syukur dan pengorbanan. (*)

Merauke, 26 Desember 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun