Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 75-76

23 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 22 Desember 2024   14:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebingungan Josefa

Di tengah perjalanan pendidikannya di IPB, Josefa sering kali merasa terombang-ambing dalam pergulatan batinnya. Pada suatu sore yang mendung di perpustakaan IPB, Josefa duduk di antara rak-rak buku yang penuh dengan pengetahuan pertanian modern. Dia memegang buku tentang teknik budi daya tanaman yang revolusioner, sementara pikirannya melayang jauh ke kampung halamannya di Kampung Tabonji, Pulau Kimaam.

Tiba-tiba, Teguh, teman sebangkunya, datang dan duduk di sebelahnya.

"Sedang apa, Se?" tanya Teguh sambil melirik buku yang dipegang Josefa.

"Ah, cuma baca-baca teknik budi daya tanaman ini," jawab Josefa dengan senyum tipis. "Tapi pikiranku malah melayang ke kampung halaman."

Teguh mengangguk, seakan mengerti. "Pasti kangen ya? Apa yang kamu pikirkan tentang kampungmu?"

"Pemandangan ubi-ubi besar saat Pesta Adat Dambu beberapa tahun lalu. Aneh saja, mereka bisa tumbuh subur tanpa pestisida atau pupuk kimia modern," ungkap Josefa.

"Menarik," kata Teguh. "Kamu jadi membandingkan dengan apa yang kita pelajari di sini?"

"Iya," jawab Josefa sambil mengangguk. "Di sini kita belajar teknik-teknik canggih, tapi di kampungku mereka punya cara sendiri yang ternyata efektif."

Teguh tersenyum. "Aku paham. Tapi menurutmu, apakah cara tradisional itu bisa diterapkan secara luas? Maksudku, teknologi modern kan dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan hasil."

"Itu yang jadi dilema bagiku, Teguh," Josefa berkata dengan nada serius. "Aku ingin menghargai kearifan lokal, tapi juga melihat potensi dari teknologi modern."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun