Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Membaca dan menulis, kesukaanku. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguak Rahasia di Balik Dunia Mistis yang Menarik Banyak Orang

16 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 15 Desember 2024   12:32 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dampak Daya Tarik Dunia Mistis

Dunia mistis memiliki daya tarik yang memberikan dampak positif dan negatif bagi individu maupun masyarakat. Dampak positifnya meliputi penghiburan psikologis dan pelestarian tradisi budaya, sementara dampak negatifnya mencakup ketergantungan berlebihan pada dukun atau ritual mistis serta penyalahgunaan kepercayaan untuk tujuan manipulatif. 

Penghiburan psikologis: Bagi individu, keyakinan pada dunia mistis sering memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian hidup. Carl (1964) menyebut bahwa keyakinan mistis membantu manusia menemukan makna dalam hidup. Namun, Gereja Katolik menegaskan bahwa penghiburan sejati berasal dari iman kepada Tuhan. Katekismus Gereja Katolik (KGK 1501) menyatakan bahwa kasih Tuhan adalah sumber penghiburan yang menyelamatkan.

Pelestarian tradisi budaya: Dunia mistis juga berperan dalam melestarikan tradisi budaya, termasuk ritual dan mitos yang memperkuat identitas masyarakat. Clifford Geertz (1973) menjelaskan bahwa ritual budaya, termasuk yang mistis, membantu membangun solidaritas sosial. Gereja Katolik menghormati tradisi budaya selama tidak bertentangan dengan ajaran Kristen, sebagaimana diungkapkan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam Redemptoris Missio (1990).

Ketergantungan berlebihan: Di sisi negatif, ketergantungan pada dukun atau ritual mistis dapat melemahkan kemandirian individu dan menghalangi solusi rasional. Mary Douglas dalam Purity and Danger (1966) menyoroti bahwa ketergantungan ini mencerminkan ketidakpastian sosial yang dapat membatasi kemajuan. Paus Yohanes Paulus II dalam Dominum et Vivificantem (1986) memperingatkan bahwa mencari kekuatan di luar Tuhan mengingkari iman sejati.

Manipulasi dan penyalahgunaan: Kepercayaan pada dunia mistis juga rentan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Peter Berger dalam The Sacred Canopy: Elements of a Sociological Theory of Religion (1967) menjelaskan bahwa kepercayaan dapat digunakan untuk mempertahankan otoritas tertentu. Gereja mengingatkan umat untuk waspada terhadap praktik yang menyimpang, seperti yang ditegaskan dalam KGK (2116), bahwa semua bentuk ramalan atau pencarian kekuatan gaib bertentangan dengan iman.

Peringatan Gereja: Gereja Katolik menekankan pentingnya iman yang sejati sebagai solusi atas berbagai masalah. Dengan mengarahkan umat kepada Tuhan, Gereja mendorong penghiburan dan solidaritas yang bersumber pada kasih ilahi, bukan pada praktik dunia mistis yang meragukan.

Dunia mistis memang memberikan daya tarik tertentu, namun dampaknya harus dipahami secara bijak. Baik aspek positif maupun negatifnya perlu ditinjau agar masyarakat tidak hanya terhibur atau mempertahankan tradisi, tetapi juga menghindari ketergantungan dan manipulasi yang merugikan.

Solusi Mengatasi Masalah Ketergantungan pada Dunia Mistik

Ketergantungan pada dunia mistik sering terjadi akibat ketidaktahuan, ketakutan, atau pencarian solusi instan terhadap masalah kehidupan. Pendekatan multidimensional yang melibatkan peran pemerintah, institusi agama, dan kesadaran masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Edukasi publik tentang ilmu pengetahuan dan budaya lokal: Pemerintah berperan penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memahami fenomena yang sebelumnya dianggap mistis melalui penjelasan ilmiah. Edukasi ini perlu dikombinasikan dengan pengenalan budaya lokal agar tradisi tidak tercampur dengan praktik mistis yang merugikan. Paul G. Hiebert dalam Anthropological Insights for Missionaries (1985) mencatat bahwa ketergantungan pada mistisisme sering muncul akibat kurangnya pengetahuan rasional. Program pendidikan berbasis komunitas dapat menjadi solusi untuk menjembatani kesenjangan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun