Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 65-66

11 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 10 Desember 2024   11:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumen Pribadi)

"Sistem irigasi tetes ini sangat efisien," ujar Teguh sambil menata pipa-pipa kecil di sekitar tanaman. "Air akan langsung meresap ke akar tanpa terbuang percuma."

Josefa mengangguk sambil memperhatikan setiap langkah yang diambil Teguh. "Ini akan sangat membantu di Kampung Tabonji. Kita sering kesulitan mengatur air di musim kemarau."

Setelah beberapa minggu, hasil dari lahan percobaan mereka mulai menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Tanaman tumbuh dengan subur, dan umbi-umbi yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Josefa merasa sangat puas melihat hasil kerja kerasnya membuahkan hasil. Namun, dia juga menyadari bahwa ini baru permulaan.

"Penerapan ilmu ini di kampung nanti pasti akan menghadapi tantangan yang berbeda," pikir Josefa. "Tapi dengan persiapan yang matang dan dukungan dari Teguh, aku yakin kita bisa melakukannya."

Mereka juga mulai merencanakan bagaimana cara memperkenalkan metode baru ini kepada masyarakat di Kampung Tabonji. Josefa dan Teguh sepakat untuk memulai dengan mengadakan lokakarya dan demonstrasi langsung di ladang, sehingga masyarakat dapat melihat sendiri manfaat dari teknik yang mereka usulkan.

"Penting bagi mereka untuk merasa terlibat dan memiliki metode ini," kata Teguh. "Kita harus mendengarkan kekhawatiran mereka dan menjelaskan setiap langkah dengan jelas."

Josefa menambahkan, "Kita bisa menggunakan pendekatan yang sama seperti gotong royong. Kalau mereka melihat hasilnya secara langsung, mereka akan lebih mudah menerima perubahan ini."

Semangat Josefa semakin membara. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dengan ilmu yang telah didapatkan dan dukungan dari teman-temannya di IPB, dia yakin dapat membawa perubahan positif bagi Kampung Tabonji. Penerapan ilmu ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk komunitasnya.

"Saatnya kita membuktikan bahwa ilmu yang kita pelajari benar-benar bisa membawa perubahan," kata Josefa dengan penuh keyakinan.

Teguh tersenyum dan mengangguk. "Aku akan mendukungmu, Josefa. Bersama-sama, kita pasti bisa."

Dengan penuh antusiasme dan semangat, Josefa dan Teguh melanjutkan persiapan mereka, yakin bahwa usaha mereka akan membawa manfaat besar bagi Kampung Tabonji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun