"Ya, dan aku juga ingin melibatkan para tetua adat dalam proses ini. Mereka punya pengaruh besar dan bisa membantu meyakinkan masyarakat untuk menerima teknologi baru ini," tambah Josefa.
Mereka juga membahas kemungkinan mengajukan proposal kepada lembaga-lembaga pertanian untuk mendapatkan dukungan teknis dan finansial. "Kita perlu dana untuk membeli peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan. Mengajukan proposal adalah langkah yang baik," kata Teguh sambil mencatat beberapa poin penting.
"Dan kita juga bisa mencari dukungan dari pemerintah daerah. Aku yakin mereka akan tertarik mendukung proyek yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," lanjut Josefa dengan antusias.
Semangat dan antusiasme mereka semakin terpancar saat ide-ide terus mengalir. Diskusi kedua ini tidak hanya memperdalam pengetahuan Josefa tentang metode pertanian modern, tetapi juga memperkuat tekadnya untuk kembali ke Kampung Tabonji dengan rencana yang matang. Dia merasa lebih siap dan yakin bahwa dengan bantuan Teguh, mereka bisa membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi kampung halamannya.
"Josefa, kita harus ingat bahwa ini adalah perjalanan panjang. Akan ada banyak tantangan, tapi aku yakin kita bisa mengatasinya bersama," kata Teguh dengan penuh keyakinan.
Josefa mengangguk. "Aku siap, Teguh. Bersama-sama, kita pasti bisa membuat perbedaan."
Melalui diskusi ini, Josefa semakin memahami pentingnya kolaborasi dan integrasi antara ilmu pengetahuan modern dan kearifan lokal. Dia bertekad untuk menerapkan semua yang telah dipelajarinya, membawa harapan baru bagi pertanian di Kampung Tabonji.
(Bersambung)
Merauke, 6 Desember 2024
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H