Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Kesepian Menuju Kesendirian: Tantangan Spiritual di Usia Senja

3 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 3 Desember 2024   06:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memperdalam hubungan spiritual melalui doa dan refleksi dapat membantu mengatasi kesepian. Doa tidak hanya menyampaikan permohonan kepada Tuhan, tetapi juga mendekatkan jiwa kepada-Nya, membawa kedamaian batin. Mazmur mengajarkan bahwa Tuhan dekat dengan orang yang patah hati, menghibur mereka yang merasa terluka dan kesepian (Mzm 34:18).

Paus Benediktus XVI dalam Deus Caritas Est (2005), menekankan bahwa doa adalah ekspresi kasih manusia kepada Tuhan. Joan Chittister dalam Spirituality of Aging (2009) juga menyarankan doa harian sebagai cara lansia mengalihkan perhatian dari kesepian kepada refleksi kasih. Lansia yang merasa terisolasi dapat menjadikan doa sebagai bagian rutin hidup, sehingga kesendirian menjadi penuh makna.

Refleksi spiritual dapat membawa lansia menemukan arti dalam pengalaman hidup. Melalui doa, rosario, dan bacaan Kitab Suci, lansia mendengar suara Tuhan yang membimbing mereka keluar dari kesepian menuju iman yang lebih terang. Praktik ini membantu lansia merenungkan kehidupan mereka dalam terang Tuhan.

Gereja Katolik melihat kesepian dan penderitaan sebagai bagian dari jalan salib yang dilalui oleh orang beriman. Penderitaan, termasuk kesepian, dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Tuhan, seperti yang dialami Yesus di Taman Getsemani. Paus Yohanes Paulus II (1984) menekankan bahwa penderitaan yang dipersatukan dengan Kristus memiliki makna penebusan. Bagi lansia, kesepian dapat dipahami sebagai bagian dari perjalanan iman yang mendekatkan mereka kepada Tuhan dan memperkaya kehidupan spiritual.

Uraian di atas menunjukkan, kesepian dan kesendirian memiliki perbedaan mendasar. Kesepian adalah perasaan terisolasi, sedangkan kesendirian dapat menjadi pilihan sadar untuk refleksi dan pertumbuhan rohani. Dalam iman Katolik, kesendirian bisa menjadi momen mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa, sakramen, dan keterlibatan dalam komunitas gereja, sehingga lansia dapat mengubah kesendirian menjadi ruang penuh makna dan kedamaian. Dengan dukungan komunitas dan kegiatan rohani, lansia dapat mengisi kesendirian dengan harapan dan kekuatan baru, memperdalam hubungan dengan Tuhan dan sesama, serta menemukan kedamaian batin yang mendukung perjalanan hidup mereka di usia senja. (*)

Merauke, 3 Desember 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun