Memperdalam hubungan spiritual melalui doa dan refleksi dapat membantu mengatasi kesepian. Doa tidak hanya menyampaikan permohonan kepada Tuhan, tetapi juga mendekatkan jiwa kepada-Nya, membawa kedamaian batin. Mazmur mengajarkan bahwa Tuhan dekat dengan orang yang patah hati, menghibur mereka yang merasa terluka dan kesepian (Mzm 34:18).
Paus Benediktus XVI dalam Deus Caritas Est (2005), menekankan bahwa doa adalah ekspresi kasih manusia kepada Tuhan. Joan Chittister dalam Spirituality of Aging (2009) juga menyarankan doa harian sebagai cara lansia mengalihkan perhatian dari kesepian kepada refleksi kasih. Lansia yang merasa terisolasi dapat menjadikan doa sebagai bagian rutin hidup, sehingga kesendirian menjadi penuh makna.
Refleksi spiritual dapat membawa lansia menemukan arti dalam pengalaman hidup. Melalui doa, rosario, dan bacaan Kitab Suci, lansia mendengar suara Tuhan yang membimbing mereka keluar dari kesepian menuju iman yang lebih terang. Praktik ini membantu lansia merenungkan kehidupan mereka dalam terang Tuhan.
Gereja Katolik melihat kesepian dan penderitaan sebagai bagian dari jalan salib yang dilalui oleh orang beriman. Penderitaan, termasuk kesepian, dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Tuhan, seperti yang dialami Yesus di Taman Getsemani. Paus Yohanes Paulus II (1984) menekankan bahwa penderitaan yang dipersatukan dengan Kristus memiliki makna penebusan. Bagi lansia, kesepian dapat dipahami sebagai bagian dari perjalanan iman yang mendekatkan mereka kepada Tuhan dan memperkaya kehidupan spiritual.
Uraian di atas menunjukkan, kesepian dan kesendirian memiliki perbedaan mendasar. Kesepian adalah perasaan terisolasi, sedangkan kesendirian dapat menjadi pilihan sadar untuk refleksi dan pertumbuhan rohani. Dalam iman Katolik, kesendirian bisa menjadi momen mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa, sakramen, dan keterlibatan dalam komunitas gereja, sehingga lansia dapat mengubah kesendirian menjadi ruang penuh makna dan kedamaian. Dengan dukungan komunitas dan kegiatan rohani, lansia dapat mengisi kesendirian dengan harapan dan kekuatan baru, memperdalam hubungan dengan Tuhan dan sesama, serta menemukan kedamaian batin yang mendukung perjalanan hidup mereka di usia senja. (*)
Merauke, 3 Desember 2024
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H