Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 59-60

1 Desember 2024   06:15 Diperbarui: 1 Desember 2024   07:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

"Bagus. Kita juga perlu memikirkan bagaimana cara menghadapi tantangan-tantangan lain seperti perubahan iklim dan akses ke pasar yang adil," tambah Teguh.

Diskusi mereka berlangsung dengan intensitas yang membangun, saling bertukar pendapat dan mencari titik temu antara ilmu pengetahuan yang didapat di kampus dan pengalaman nyata di lapangan.

"Di Papua, salah satu masalah besar adalah perubahan iklim. Petani sering kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan cuaca yang tidak menentu," kata Josefa dengan nada serius.

"Kita bisa menggunakan teknologi sensor untuk membantu mereka memantau kondisi cuaca dan tanah secara real-time. Dengan begitu, mereka bisa lebih siap dalam menghadapi perubahan," jawab Teguh.

Pada akhirnya, diskusi itu tidak hanya menghasilkan pemahaman yang lebih dalam bagi keduanya, tetapi juga merangsang mereka untuk mulai merancang rencana nyata untuk menggabungkan kekuatan tradisional dan modern dalam sistem pertanian yang akan mereka kembangkan bersama.

"Aku rasa kita perlu mengadakan workshop dan pelatihan untuk petani di kampungmu, Josefa. Dengan begitu, mereka bisa belajar langsung dan melihat manfaatnya sendiri," usul Teguh.

"Setuju, Teguh. Kita bisa mulai merencanakan semuanya sekarang. Aku yakin, dengan kerja sama kita, kita bisa membawa perubahan yang signifikan bagi pertanian di Kampung Tabonji," jawab Josefa dengan semangat yang membara.

Itulah awal dari kolaborasi yang akan membawa perubahan signifikan bagi pertanian di Kampung Tabonji, serta mungkin bagi komunitas-komunitas lain di Papua.

Metode Pertanian Modern

Saat ini memperlihatkan Josefa dan Teguh menggali lebih dalam tentang metode pertanian modern yang mereka pelajari di IPB dan bagaimana mengintegrasikannya dengan kearifan lokal dari Kampung Tabonji.

Josefa dan Teguh menghabiskan banyak waktu di laboratorium pertanian IPB, mempelajari teknik-teknik mutakhir seperti penggunaan pupuk organik berbasis mikroba untuk meningkatkan kesuburan tanah. Mereka juga belajar tentang teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan dan sistem irigasi yang efisien. Setiap teknik ini mereka evaluasi dengan cermat, mempertimbangkan aplikasinya di lingkungan pertanian tropis Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun