"Aku pikir kita harus mulai dengan hal-hal yang sederhana dulu, seperti penggunaan pupuk organik. Setelah mereka terbiasa, baru kita perkenalkan teknologi yang lebih kompleks," jawab Josefa dengan penuh keyakinan.
Kerja sama antara Josefa dan Teguh tidak berhenti di dalam kelas saja. Mereka sering menjelajahi kebun percobaan IPB bersama, mengamati praktik-praktik pertanian terbaru dan berdiskusi panjang tentang potensi penerapannya di Papua. Semua itu menguatkan keyakinan Josefa bahwa dengan bimbingan dan inspirasi dari Teguh, dia memiliki potensi untuk membawa perubahan yang signifikan bagi komunitasnya di Kampung Tabonji.
"Josefa, lihat ini. Tanaman di kebun percobaan ini tumbuh sangat baik dengan kombinasi pupuk organik dan teknik irigasi otomatis. Mungkin kita bisa coba ini di kampungmu," kata Teguh sambil menunjuk tanaman yang tumbuh subur.
"Iya, Teguh. Aku yakin ini bisa berhasil. Kita harus coba," jawab Josefa dengan penuh semangat.
Bagi Josefa, Teguh bukan hanya menjadi mentor atau teman sekelas biasa, tetapi juga sosok yang memperluas pandangannya tentang apa yang dapat dicapai dengan kerja keras dan komitmen dalam memajukan pertanian berkelanjutan dan berdaya saing di Papua.
(Bersambung)
Merauke, 27 November 2024
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H