Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Novel) Menapak Jejak di Kimaam, Episode 53-54

22 November 2024   06:05 Diperbarui: 22 November 2024   06:30 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat itu bukan hanya sekadar komunikasi rutin, tetapi juga menjadi media bagi Josefa untuk mengungkapkan semua perasaannya yang terpendam kepada keluarganya. Dia menulis dengan penuh cinta dan harap, bahwa meskipun jauh dari mereka, dia selalu berdoa agar keluarganya selalu sehat dan bahagia di kampung halamannya.

Setelah menyelesaikan suratnya, Josefa melipatnya dengan hati-hati dan menuliskan alamat dengan teliti sebelum mengirimkannya dengan perasaan harap-harap cemas yang campur aduk. "Semoga Ayah dan Ibu senang membaca surat ini," gumamnya sambil menatap amplop yang siap dikirim.

Dukungan dari Jauh

Di suatu sore di Bogor yang cerah, Josefa duduk di meja kecil di kamarnya setelah selesai dengan semua kegiatan perkuliahan dan tugasnya. Dia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi panggilan video. Layar ponselnya segera menyala dengan wajah hangat ibunya, Maria, yang tersenyum di sisi layar.

Josefa tersenyum hangat. "Halo, Ibu! Bagaimana kabar di kampung?"

Maria tersenyum lebar. "Kami semua baik-baik saja di sini, Nak. Kamu sendiri bagaimana di sana? Apa kabar kuliahmu?"

Josefa menceritakan segala hal yang dia alami sejak pertama kali tiba di Bogor. Dia bercerita tentang suasana kampus IPB yang ramai dan penuh dengan mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia.

Maria mendengarkan dengan penuh perhatian. "Bagus, Nak. Ibuku selalu mendoakanmu agar selalu diberi kemudahan dalam menuntut ilmu di sana."

Josefa tersenyum, merasa hangat dengan dukungan dari ibunya. "Terima kasih, Ibu. Aku berusaha keras untuk belajar dan tidak mengecewakan semua dukungan dan doa dari kalian di sana."

Maria tersenyum lembut. "Kami yakin kamu bisa, Nak. Tetap semangat dan jangan lupakan akar budayamu."

Josefa mengangguk. "Ya, Ibu. Aku juga merindukan kampung halaman, terutama saat hujan turun di sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun