"Mama dan Papa mungkin berharap aku kuliah di Musamus, tapi aku merasa di IPB aku akan mendapatkan ilmu yang lebih luas dan mendalam tentang pertanian modern," kata Josefa dengan penuh keyakinan.
Papa Samuel terdiam sejenak, kemudian berkata, "Kami hanya ingin kamu bahagia dan sukses, Josefa. Kalau kamu yakin IPB adalah jalanmu, kami akan mendukungmu."
Josefa tersenyum lega. "Terima kasih, Pa. Aku yakin pengetahuan yang akan aku dapat di IPB bisa membantu kampung kita."
Sambil menatap langit malam yang penuh bintang, Josefa merenungkan perjalanan yang telah dia tempuh. Dia merasa teguh dalam keputusannya meskipun harus melewati banyak rintangan. Keteguhan hatinya menguat setiap kali dia memikirkan potensi yang dimiliki IPB untuk membantunya mewujudkan impian dan memberikan kontribusi nyata bagi komunitasnya.
"Langit malam ini indah sekali, Pa," kata Josefa sambil menatap bintang-bintang. "Ini memberiku ketenangan dan keberanian untuk melangkah maju."
Papa Samuel menatap putrinya dengan bangga. "Kami semua percaya padamu, Josefa. Lakukan yang terbaik di IPB, dan bawa kembali ilmu yang kamu dapat untuk kemajuan kampung kita."
Pada saat-saat seperti ini, Josefa merasa terhubung dengan alam dan budayanya yang kaya. Dia merasa diberkati memiliki kesempatan untuk belajar di institut ternama seperti IPB. Langit malam yang tenang memberinya ketenangan dan keberanian untuk melangkah maju, mengejar mimpi yang tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang percaya padanya di Kampung Tabonji.
"Dengan dukungan Mama, Papa, dan semua orang di kampung ini, aku yakin bisa membuat perubahan yang berarti," kata Josefa dengan tekad yang kuat.
Papa Samuel merangkul putrinya. "Kami selalu mendukungmu, Josefa. Pergilah, kejar impianmu, dan kembali sebagai kebanggaan kami."
Josefa memeluk ayahnya erat-erat. "Terima kasih, Pa. Aku tidak akan mengecewakan kalian."
Dukungan dari Teman