Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 37-38

27 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 27 Oktober 2024   06:33 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Josefa menolak untuk melanjutkan kuliah di Musamus seperti yang diharapkan oleh orang tuanya, dia mengambil langkah besar untuk mengejar mimpinya di IPB. Baginya, Bogor bukan hanya tempat untuk belajar ilmu pertanian modern, tetapi juga kesempatan untuk membawa kembali pengetahuan dan teknologi yang dapat bermanfaat bagi kampung halamannya.

"Josefa, kamu yakin dengan pilihanmu ini?" tanya Papa Samuel, yang baru saja bergabung dengan mereka di teras.

"Aku yakin, Papa," jawab Josefa tegas. "Aku ingin membawa ilmu dan teknologi yang kupelajari di Bogor kembali ke sini, untuk membantu kampung kita."

Selama proses penerimaan, Josefa menjalani beberapa bulan yang penuh tantangan. Dukungan dari Didimus dan beberapa guru di sekolahnya memberinya keyakinan bahwa keputusannya untuk belajar di IPB adalah langkah yang tepat. Dia yakin bahwa di IPB, dia akan mendapatkan pengetahuan yang komprehensif tentang pertanian modern dan teknologi yang dapat dia terapkan kembali di Kampung Tabonji.

"Saat proses penerimaan itu, Didimus dan guru-guru sangat mendukungku, Pa," tambah Josefa. "Mereka membuatku percaya bahwa aku bisa melakukan ini."

Papa Samuel mengangguk. "Kalau begitu, kami juga percaya padamu, Josefa. Pergilah ke Bogor dan belajarlah dengan sungguh-sungguh. Kami akan selalu mendukungmu."

Saat Josefa duduk di teras, memandangi langit senja yang memerah, dia merasa teguh dalam keputusannya. IPB bukan hanya sekadar sebuah institut, tetapi jendela baru menuju pengetahuan yang lebih dalam dan peluang untuk membawa perubahan yang positif bagi komunitasnya. Dengan hati penuh harapan dan semangat, Josefa merencanakan langkah-langkah berikutnya menuju Bogor, tempat dimana impian dan tujuannya akan menjadi nyata.

"Terima kasih, Mama, Papa. Aku akan berusaha sebaik mungkin di sana dan membawa perubahan untuk kampung kita," kata Josefa dengan penuh semangat.

Mama Maria dan Papa Samuel tersenyum bangga. "Kami tahu kamu bisa, Josefa. Semangatlah," ujar Mama Maria sambil merangkul putrinya dengan penuh kasih sayang.

(Bersambung)

Merauke, 27 Oktober 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun